Rabu, 09 Maret 2016

Baca di taman menteng (Maret)



“Orang tidak akan mati kelaparan jika tidak membaca buku sepanjang hidupnya. Ia akan tetap hidup, meskipun bodoh”
- AS Laksana -


Membaca buku adalah sebuah kemewahan, membaca buku juga sebuah keberanian di tengah masyarakat yang mungkin sudah pintar sehingga tidak perlu lagi membaca, atau mungkin juga membaca satu buku sudah cukup seperti seorang novelis yang minggu ini menjadi topic]k di sosial media dianggapnya Indonesia merdeka bukan karena orang-orang yang berpaham komunis tapi partai komunis Indonesia yang pertama kali menggunakan nama indonesia hmm bahaya bila seorang hanya membaca dan mempunyai satu buku dari pada banyak buku dan membaca dan mulai memahaminya dan berkarya dalam hidup mencerahkan yang lainya.

Organisasi politik yang pertama memakai nama Indonesia pada tahun 1920,  PKI setelah kongres di Semarang resmi memakai Partai Komunis Hindia dan tujuh bulan kemudian merubahnya menjadi Indonesia menurut mereka lebih menegaskan prinsip perjuangan organisasi politik dengan menggunakan nama Indonesia.

Namun ada versi lain yang mengatakan bahwa baru pada bulan juni 1924, melalui sebuah kongres di Weltevreden, Partai Komunis Hindia berubah menjadi Partai Komunis Indonesia. Oleh sebab itu Belanda mencap kata Indonesia sebagai kata komunis yang selalu saj menjadi hantu di dalam masyarakat sebagai sesuatu yang menyeramkan. Untuk mencegah penyebarluasnya dalam gerakan pembebasan Indonesia. Sudah merdeka lupa akan sejarahnya bangsanya sendiri.

Baca di taman Maret

Polemik seorang novelis yang menggemparkan dan akhirnya membuka cakrawala pengetahuan tentang sebuah nilai kebangsaan indonensia yang di bangun dengan berbagai macam golongan, suku, agama dan ideology. Dalam semboyan bhineka thunggal ika tapi sekarang malah ika-nya saja yang di jalankan tidak bisa menerima sebuah perbedaan pandangan , ideology, agama,suku, ras dan antar golongan.

Baca-baca di taman di awal bulan Maret  Susana taman menteng semakin sepi saja tak hanya di taman hampir sebagian jalanan Jakarta juga sepi tak terlalu macet. Jakarta terlalu senyap di malam minggu apa lagi di awal bulan hmm.. sepi membunuh di malam minggu beberapa pengunjung taman akhirnya meninggalkan taman satu persatu.

Baca-baca di taman malam ini sedikit terlambat kami berangkat dari arah barat Jakarta tapi apa daya kuda besi kami mogok di daerah slipi dan akhirnya membuat kami telat membuka baca-baca di taman, malam ini tak menggelar buku karena kami ingin melihat seberapa respon para pengunjung taman untuk turut serta membaca buku dan membawa buku di taman yeaah selamat bermalam minggu…

Uu ruangmenataplangit.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar