KUDETA TAMAN MENTENG
Yeah.. ketemu di bulan juni 2014
baca-baca di taman. Kudeta (kumpul dengan teman) di depan rumah kaca taman
menteng setiap sabtu malam minggu yang merupakan ritual tiap minggu untuk
berkumpul ketemu langsung di ruang publik setelah hampir seminggu disibukan
aktifitas yang teralienasi dari kehidupan sosial kita sebagai manusia. Dalam suatu
negara modern seperti saat ini di ibaratkan sebagai komunitas politik yang
raksasa. Dalam komunitas politik, setiap warga negara mewujudkan tindakannya
demi kehidupan bersama. Menurut Aristotele, manusia pada dasarnya tidak bisa
hidup sendiri, karena ia selalu membutuhkan pertolongan orang lain mahluk sosial.
manusia hidup dalam masyarakat dan membentuk polis, sehingga manusia menurut
Aristotele pada hakekatnya merupakan zoon
politikon, yaitu makhuk yang hidup dalam polis. Manusia mesti di maknai
hanya jika ia di mengerti dalam kehidupan bersama. Hal itu di mungkinkan dengan
cara melihat manusia berdasarkan tindakannya di ruang publik. Ruang publik dan
ruang privat sama-sama memiliki kepentingan.
Kudeta ..kumpul
dengan teman di awal bulan Juni berbagi cerita, berbincang ringan yeah. Membuka-buka
buku di taman walau pun tak terlalu konsen untuk membacanya karena ada
kawan-kawan yang lama tak datang kembali hadir di baca-baca di taman.
Hmm Cuaca tampak tak akan turun
hujan seperti di akhir bulan Mei 2014 malam minggu kemarin. Dan baca-baca di
taman di awal bulan Juni berjalan seperti biasanya. Menatap langit malam yang
begitu indah penuh harapan dan mimpi yang harus di wujudkan biar tidak menjadi
utopis belaka. Tak terasa sudah satu tahun Sembilan bulan baca-baca di taman
ini berjalan. Dan Susana menjelang dua tahun ini juga sedikit sepi berbarengan
dengan menjelang pemilu presiden, piala dunia, puasa dan hari raya lebaran. Hmm
konflik antar pendukung semakin terlihat, rakyat semakin terbawa situasi dan
seharusnya pemilu presiden yang sama-sama ingin membangun bangsa dan Negara jangan
sampai rakyat yang menjadi korban. Pemilu
bukan sekedar pesta bagi-bagi kue kekuasaan, pemilu adalah ajang membangun
persatuan membangun Negara yang berdaulat dari cengkraman neoliberalisme .
Tim Kolektif Media kbbt ruangmenataplangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar