Selasa, 03 Juni 2014

Hujan di akhir Bulan Mei 2014

Baca-Baca di Taman akhir Mei 2014


Yeah ketemu lagi di sabtu malam minggu di akhir bulan Mei dengan guyuran hujan saat malam datang menyapa. Penutupan baca-baca di bulan Mei 2014 ini dengan guyuran hujan dan awan mendung menyelimuti sepanjang pagi hingga siang dan malam pun akhirnya air pun tumpah dari langit menyatakan salam perpisahan di bulan Mei.

Hujan menguyur begitu deras datang ketika sudah berada di dalam bus kota jadinya aman dan terkendali buku-buku di dalam tas jadinya selamat tak basah kehujanan. Tak terasa baca-baca di taman sudah satu tahun Sembilan bulan tepat pukul 12:00 pergatian bulan Mei ke Juni sedikit lagi tahun kedua di lalui.

Tukang nasi goreng, tukang kopi keliling sama tukang parkir asyik bersenda gurau berteduh di teras rumah kaca dengan suasana gerimis setelah hujan sedikit lebat mengguyur hampir satu jam durasinya, taman menteng menjadi sepi seakan mirip taman pemakaman yang angker, tapi setelah hujan rintik semakin menjauh dari taman hmm.. satu persatu gerombolan orang-orang berdatangan menikmati malam yang kadang terlalu singkat ini di taman.

Menatap langit setelah langit tampak bersedih banyak konflik makin dipanaskan oleh situasi yang sebenarnya tak perlu di selesaikan dengan cara-cara kekerasan, karena dorongan pihak lain konflik jadinya makin jadi aduuh domba dia adu-adu terus semenjak jaman kolonial.

 “Hari depan revolusi Indonesia bukanlah menuju ke kapitalisme, dan sama sekali bukan menuju ke feudalisme… Hari depan Revolusi Indonesia adalah masyarakat adil dan makmur atau… Sosialisme Indonesia” -
(Soekarno)

Bus way, M R T ..eehh ngomong-ngomong ..NgeBIR dulu ahh bincang ringan apa lagi pas kejadian di atas bus kota dengan rintikan air hujan yang deras aduh lagi konflik horizontal ya pertama soal perut yang ngamen pada tidak mau mengantri saling dulu-duluan mengamen jadinya dua-duanya malah berkelahi jadi tidak dapat uang, anehnya yang duduk di belakang bangku lagi-lagi debat soal dukung-mendukung capres idolanya yang berdasarkan ketokohan semata. Pada hal kalau dilihat dua-duanya sama mengusung platform anti neoliberalisme. Politik Indonesia sudah mengarah ke polarisasi. Sayang, polarisasinya bukan berdasarkan ideologi, tapi dengan patron yangmelahirkan fanatisme ketokohan. Ini yang bisa menjadi amunisi yang sangat dasyat bagi imperialisme di masa mendatang untuk menciptakan konflik horizontal berkepanjangan di dalam memecah belah persatuan dengan politik adu domba.

Menjelang perubahan secara damai yaitu pemilu di Indonesia setelah pemilihan legislatif , kini saatnya pemilihat presiden secara langsung oleh rakyat dan 2014 ini ada dua calon presiden yang sama-sama dengan visi misi yang kurang lebih hampir sama sebelas dua belas ..lah dengan bangga keduanya mengusung semangat menegakkan kedaulatan nasional. Pasangan Capres-Wapres Jokowi-JK yang diusung oleh PDIP dan beserta koalisinya: PKB,NASDEM,HANURA mempropagandakan Tri Sakti ajaran Bung Karno yang melandaskan  Kedaulatan dalam Bidang Politik, Berdikari secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam  Budaya. Dan Koalisi Merah Putih diusung GERINDA,PPP,PKS,PAN,GOLKAR,PBB yang mengusung Capres-Wapres Prabowo-Hatta yang dalam berbagai orasi politiknya lebih banyak mengkritik situasi dan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia yang terjerat pada kepentingan asing dan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih terbelenggu oleh kemiskinan, Prabowo juga menawarkan bangsa ini untuk kembali pada filsafah bangsa, yaitu Pancasila dan UUD 1945, terutama Pasal 33 UUD 1945.

Tegakkan Revolusi Agustus di dalam Manipol Usdek disebut persoalan-persoalan pokok Revolusi Indonesia ialah : dasar/tujuan  dan kewajiban Revolusi Indonesia, kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia, sifat dan hari depan  serta musuh-musuh Revolusi Indonesia Tegakkan revolusi agustus bangun persatuan dan jangan sampai rakyat yang jadi korban itu kalau benar-benar sebagai presiden pilihan rakyat. Dan bagaimana suatu perjuangan harus dilaksanakan agar dapat tercapai suatu masyarakat yang adil, masyarakat sosialis, yang bebas daripada exploitation de lhomme par lhomme (penghisapan manusia oleh manusia). Setelah selesainya revolusi nasional demokratis maka kita menuju ke terciptanya masyarakat sosialis ala Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

kolektif media KBBT 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar