Senin, 13 Oktober 2014

Masih Gelap Gulita Taman Menteng Sabtu Ini




mati lampu taman menteng


Sabtu 11 Oktober 2014 siang yang terik menemani aktifitas yang mengalienasi kehidupan manusia yang menjual tenaga produktifnya kepada pemilik modal untuk keberlanjutan hidupnya. Pada dasarnya manusia adalah mahluk kreatif yang menciptakan bentuk dari material yang mana mereka dapat mewujudkan jati diri mereka ke dalam apa yang mereka buat. Dalam masyarakat pra-kapitalis manusia adalah utuh, memiliki otoritas penuh atas diri mereka sendiri. Yap’s mereka menciptakan barang-barang untuk mereka gunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka atau mereka perjual-belikan secara adil.


Hmm beristirahat sejenak setelah akhirnya lepas dari keterasingan ini, untuk berangkat bareng di titik temu di daerah kawasan Selatan Jakarta, Tebet. Sedikit terhambat karena pertemuan sabtu ini belum selesai dan sepertinya telat 20 menit untuk membuka baca-baca di taman. Setelah menerobos kemacetan yang tak terlalu parah akhirnya sampai juga di Taman Menteng yang nampak gelap gulita seperti minggu yang lalu. Taman menteng dalam gelap di depan air muncrat rumah kaca depan bekas sevel yang nampak telah ditutup, lampu taman di sekitaran jalan rumah kaca nampak mati dan rumah kaca lampu pun tak menyala seperti sebelum bulan Oktober. Komunitas baca-baca di taman mungkin komunitas nocturnal yang beraktifitas dan mempunyai waktu lenggang pada malam hari dan siang hari sibuk beraktifitas ada yang sekolah, bekerja untuk menyambung hidup.


Gelap-gelapan di taman membuat kegiatan baca-baca di taman membuat kecewaan para tamu yang sangat antusias untuk singah ke depan rumah kaca berkumpul dengan komunitas baca-baca di taman. Katanya taman menteng bukan tempat mesum tapi malah sabtu inisekitar dua rumah kaca dan lampu tamanya di matikan. Sebagian lagi Nampak menyala ini diskriminasi ruang public yang tak berkehendak mendukung kegiatan baca-baca di taman setiap sabtu malam minggu ini berjalan dengan semestinya. Dan seharusnya ruang publik seperti taman, harusnya memberikan fasilitas penerangan yang cukup bukanya malah menjadi gelap dan cenderung rawan kriminalitas.


Besar kemungkinan jumlah taman kota yang ada di Jakarta sekitaran 1.178 taman kota akan lenyap dan menghilang bila masayarakat dan pemerintah tak punya kepedulian dan berkegiatan di taman. Ketika masyarakat tak lagi mempunyai budaya bertaman dan menjadikan suatu kebiasaan berkegiatan di taman dengan positif dan menyenangkan. Tapi mungkin baca-baca di taman bukanya kegiatan positif bagi sebagian orang dan kegiatan baca-baca di taman yang mengajak untuk berkumpul dan membaca bersama , bersilahturahmi adalah hal yang tak menyenangkan jadinya lampu di taman ini dan rumah kaca mati menjadi gelap gulita saat malam turun. Sambil menatap langit malam ini di depan rumah kaca yang dengan penerangan lampu yang nampak remang-remang penerang jalan nampak di rumah kaca yang gelap membuat ritual baca-baca dan berkumpul ini nampak menikmati gelapnya taman, walau terasa ganjil dengan kegelapan dan tak bisa membaca beberapa lembar halaman buku.


Sampai ketemu sabtu 18 oktober 2014 di depan rumah kaca, taman menteng semoga lampu taman dan rumah kaca menerangi kembali baca-baca di taman.

Uu ruangmenataplangit






Tidak ada komentar:

Posting Komentar