Sabtu, 06 Juni 2015

baca-baca di taman Mei 2015

Baca-baca di taman menteng. taman menteng 2 Mei yang kebetulah jatuh pada hari Sabtu yang merupakan hari pendidikan nasional setelah hari sebelumnya 1 Mei yang merupakan lebaranya para buruh yang menggerakkan roda ekonomi Negara ini.

Taman menteng di depan rumah kaca sedikit tak terlalu ramai dan tak terlalu sepi juga para pengunjung yang mampir menikmati ruang terbuka ini yang tepat di kawasan yang sebenarnya strategis di tengah kota Jakarta, karena dapat dituju dengan jalur comuterline dari dua stasiun cikini kalau mau berjalan sekitar 15 menit kearah taman menteng atau naik kopaja P20 arah lebak bulus atau darai stasiun Sudirman berjalan hampir sama sekitaran 15 menit atau anaik PPD 213 bilang saja menteng dan tak usah menyebrang langsung saja menuju Jl. H.O.S Cokroaminoto memang banyak juga yang salah taman menteng di kira taman suropati tapi keduanya memeang berada di kawasan menteng tapi namanya saja sudah beda namun sama-sama di kawasan menteng dan berdekatan kalau dari taman suropati ke taman menteng yap sekitar 6 menit berjalan sangat berdekatan karena menteng adalah kota taman.
komunitas baca-baca di taman



Baca-baca di taman sepanjang bulan Mei memang tak terlalu nampak karena kami tak menggelar lapak buku,majalah dan zine. Kami berkumpul, membaca buku bawaan masing-masing dan juga tentunya nge..BIR (baca: bincang ringan).

Taman Menteng sepanjang perjalanan di bulan Mei sangat padat sekali acaranya dari putar film , ada pameran dan acara musik yang menjadikan lokasi taman menteng sebagai lokasi acaranya.
baca-baca di taman

Ruang terbuka hijau di tengah kota dan sambil menatap langit Jakarta yang di awali dengan perjumpaan hujan di bulan Mei yang datang saat malam hari dan tentu saja membuat pengunjung kebingungan karena di taman tak ada tempat untuk berteduh hmm hujan selalu saja mengguyur dan malam di akhir mei yang cerah menyambut bulan Juni yang penuh harapan dan ketakutan yang sebenarnya tak ada yang harus di khawatirkan.


Hujan Bulan Juni 
Pengarang: Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

edwanov_ ruang menatap langit



Tidak ada komentar:

Posting Komentar