Baca-baca di taman menteng. taman
menteng 2 Mei yang kebetulah jatuh pada hari Sabtu yang merupakan hari
pendidikan nasional setelah hari sebelumnya 1 Mei yang merupakan lebaranya
para buruh yang menggerakkan roda ekonomi Negara ini.
Taman menteng di depan rumah
kaca sedikit tak terlalu ramai dan tak terlalu sepi juga para pengunjung yang
mampir menikmati ruang terbuka ini yang tepat di kawasan yang sebenarnya
strategis di tengah kota Jakarta, karena dapat dituju dengan jalur comuterline
dari dua stasiun cikini kalau mau berjalan sekitar 15 menit kearah taman
menteng atau naik kopaja P20 arah lebak bulus atau darai stasiun Sudirman berjalan
hampir sama sekitaran 15 menit atau anaik PPD 213 bilang saja menteng dan tak
usah menyebrang langsung saja menuju Jl. H.O.S Cokroaminoto memang banyak juga
yang salah taman menteng di kira taman suropati tapi keduanya memeang berada di
kawasan menteng tapi namanya saja sudah beda namun sama-sama di kawasan menteng
dan berdekatan kalau dari taman suropati ke taman menteng yap sekitar 6 menit
berjalan sangat berdekatan karena menteng adalah kota taman.
![]() |
komunitas baca-baca di taman |
Baca-baca di taman sepanjang
bulan Mei memang tak terlalu nampak karena kami tak menggelar lapak
buku,majalah dan zine. Kami berkumpul, membaca buku bawaan masing-masing dan
juga tentunya nge..BIR (baca: bincang ringan).
Taman Menteng sepanjang
perjalanan di bulan Mei sangat padat sekali acaranya dari putar film , ada
pameran dan acara musik yang menjadikan lokasi taman menteng sebagai lokasi
acaranya.
![]() |
baca-baca di taman |
Ruang terbuka hijau di tengah
kota dan sambil menatap langit Jakarta yang di awali dengan perjumpaan hujan di
bulan Mei yang datang saat malam hari dan tentu saja membuat pengunjung
kebingungan karena di taman tak ada tempat untuk berteduh hmm hujan selalu saja
mengguyur dan malam di akhir mei yang cerah menyambut bulan Juni yang penuh harapan
dan ketakutan yang sebenarnya tak ada yang harus di khawatirkan.
Hujan Bulan Juni
Pengarang: Sapardi Djoko Damono
Pengarang: Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih
tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
edwanov_ ruang menatap langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar