Rabu, 19 Agustus 2015

70 tahun Revolusi Agustus!!

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”
– Soekarno.


Tujuh puluh tahun silam di pertengahan bulan agustus ketika itu bertepatan dengan bulan puasa. Sekelompok Pemuda Menteng 31 melakukan pengamanan atau penculikan terhadap golongan tua Bung Karno dan Bung Hatta.

Sekelompok pemuda yang bermarkas di daerah Menteng 31 mendatangi kediaman Bung Karno bertempatan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Menteng Jakarta. Bung Karno, yang sudah mengetahui kedatangan utusan pemuda ini, segera menemui mereka di beranda rumah. “Sekarang, Bung! Sekarang, malam ini juga kita kobarkan revolusi,” ujar Chaerul Saleh, salah seorang dari pemuda tersebut. “Kami tidak ingin mengancammu, bung,” kata Wikana dengan nada suara serak.

Pemuda asal Sumedang, Jawa Barat, itu melangkah dengan memegang sebilah pisau terjulur di tangannya. “Revolusi di tangan kami sekarang dan kami memerintah Bung. Kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, maka…” Sekilas sedikit cuplikan dialog pemuda saat memaksa Bung Karno, dan juga mereka yang disebut golongan tua saat itu, untuk membacakan proklamasi kemerdekaan. Akhirnya, karena rencana di atas menemui kegagalan, para pemuda kemudian menculik Bung Karno dan membawanya ke Rengasdeklok, Karawang.

Inilah salah satu peranan menonjol pemuda dalam proklamasi kemerdekaan. Banyak peristiwa sebelum dan sesudah kemerdekaan juga menceritakan peranan dari kaum muda. Tidak salah kemudian, campur-tangan pemuda yang sangat besar dalam jalannya revolusi di Indonesia oleh Ben Anderson disebut “revolusi pemuda”. Beginilah watak khas dan arah dari sebuah revolusi Indonesia pada permulaannya memang ditentukan oleh kesadaran pemuda ini,” kata Anderson.
“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”. Pramoedya Ananta Toer.

Menurut Pramoedya Ananta Toer, salah seorang sastrawan besar Indonesia, mengatakan sejarah Indonesia adalah sejarah pemuda Indonesia, yang dimulai dengan Perhimpunan Indonesia di Belanda, Sumpah Pemuda, Revolusi Agustus 1945, hingga penggulingan diktator Soeharto. “Hanya sayang mereka tidak melahirkan pemimpin,” kata Pram.

Sejarah perubahan Indonesia adalah pemuda sebagai agen perubahan dan sayangnya pemuda belum di beri kesempatan untuk memimpin. Pemuda sebagai agen perubahan di era neoliberal dengan kenyamanan teknologi komunikasi, penuh semangat hedon dengan hasrat konsumtif dan eksitensialis sebagai filosofi hidupnya.

Tujuh puluh tahun Revolusi Agustus tanpa makna
Merdeka itu siapa yang punya
Merdeka kata mereka 
Tapi merdeka bukan Cuma kebebasan !
Tapi pembebasan dari pikiran yang masih terbelenggu !!

Koletif media KBBT






Tidak ada komentar:

Posting Komentar