Kamis, 29 Oktober 2015

Percuma sekolah tinggi-tinggi jatuhnya di kebon juga

C I U : Cerita sI UU

Cerita pas lagi duduk di bangku Taman Menteng depan rumah kaca , suasana taman yang sedikit sepi dan hilir mudik penjual kopi bersepeda.
Tak lama terdengar dari kesunyian taman dan kebetulan lagi suaranya keras banget, lagi telepon sama Emaknya eeh Si Mboke tepat panggilanya di kampung kelahiranya .

malam taman menteng


Begini ceritanya pas di Taman Menteng sebut saja Bang Mandor ditelepon si Mbok soal kerjaannya di Jakarta.


Emak: “Dor, piye kabare…? kamu sudah dapet kerjaan lagi belum…?”

BM: “Alhamdulillah Mak… Saya udah kerja…”

Emak: “Oh sukur dech… Emang kerja di mana?”

BM : “baru 2 minggu saya kerja di KEBON JERUK, Mbok… Sebelumnye di KEBON KACANG, pernah juga kerja di KEBON NANAS… Malah sebelumnye sih, Saya kerja di KEBON SIRIH… Mbok”

Emak: “Ya Allooohh, dooorrr… Percuma sekolah tinggi-tinggi…kalo kamu cuman kerja di kebon-kebon juga akhirnya… Mending tetangga kita tuuuuh...

si 'Didi' kerjanye di TAMAN LAWANG… Kedengerannya kayanyak rada mending, enak di dengar gitu sama Si Mbok dari pada, dari pada kerja di kebon kayak kamuu…”????
hehehee  jadi gedubraaak dengerinya, lagian telepon sudah seperti orang di kebon mana pakai loadspeker segala sama setelan suaranya kaya orang di kebon ehh hutan ..auu woo.. hihihi cuman bercanda.


uu 

Senin, 05 Oktober 2015

Remang-remang Kudeta Oktober



KUDETA (KUmpul DEngan TemAn), 3 Oktober 2015 seperti biasa perjumpaan di malam minggu awal bulan baru mengajak untuk berkumpul di ruang terbuka, mendekatkan yang jauh dan melekatkan persaudaraan yang sudah dekat biar tambah kental .


Taman menteng malam ini sangat sedikit kalau boleh dikatakan sepi pengunjung mungkin karena taman menteng Nampak gelap dan remang-remang dari kejauhan sehingga yang mau berkunjung sedikit ragu bahkan jadi tak punya niat lagi. Gelap membuat sebagian menjadi hilang seleranya untuk mampir ke taman menteng membuat perasaan tak nyaman. Ruang publik menjadi kehilangan rohnya tanpa kehadiran publik itu sendiri.


Membuat menjadi ruang publik menjadi hidup. Ruang publik yang “hidup” dalam arti sebenarnya. Sebuah ruang publik yang baik harus memiliki prasyarat: Aman, NyamanMudah diakses (baik dari segi lokasi yang strategis maupun dan gratis seperti sinar mentari), Menarik (engaging), serta Representatif (mampu merepresentasikan berbagai macam suku, golongan,kelompok dan kepentingan). Selain itu, ruang publik yang ideal menurut ahli tata ruang yang juga dosen Universitas Trisakti-Rustam Hakim (1987), harus dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik individu maupun komunitas. Dengan melihat pada kenyataan di lapangan,  memandang bahwa Taman Menteng apa sudah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas. Hmm dengan lampu rumah kaca dan lampu taman seringnya dimatikan baik sengaja maupun tidak membuat persayaratan itu sedikit menjauh dari sebuah konsep ruang publik di Taman Menteng.


Dalam membangun sebuah ruang publik bukan saja membangun fisiknya saja tapi bagaimana komunitas yang bergiat disan memberi sebuah roh tempat itu memang layak untuk di kunjungi. PubliK harus merasa nyaman dengan kebersihan dan keindahan di ruang publik sebaiknya kita sama-sama menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan. Dan kegiatan interaksi antar manusia baik individu mapun komunitas yang menghidupkan sebuah ruang publik itu sendiri dapat selaras dengan berbagai bentuk kegiatan yang produktif dan tentunya. Sebuah ruang publik tentunya harus dapat di nikmati semua kelas, kelompok,umur, golongan dalam masyarakat apa lagi dengan pengelola taman yang benar-benar ingin menjadikan ruang publik itu menjadi hidup tak kehilangan rohnya dengan berlaku diskriminasi apa lagi mengintimidasi di ruang publik.


Bawa buku buka dan baca di taman
Mau pintar kenapa mesti bayar!!
Baca-baca di taman


Uu ruangmenataplangit.

Kamis, 01 Oktober 2015

Taman Menteng Penghujung September

September itu ceria.. september itu kelam.. september ini kemarau panjang yang merindu hujan. “hidup tanpa membaca seprti kemarau yang tak ada habisnya..bro!”



Sabtu terakhir di bulan September. Menatap langit taman menteng  di penghujung bulan September yang katanya ceria tapi gundah gulana karena ekonomi masih kurang membaik, harga kebutuhan hidup naik dan pendapatan hanya buat bertahan beberapa minggu saja, selanjutnya  terserah bagaimana mensiasatinya.


Malam minggu ini Susana taman menteng menjadi sepi tak seramai seperti malam minggu kemarin yang semarak dengan pengunjung taman dan yang penting lampu rumah kaca tidak di matikan lagi sehingga kami dapat melakukan aktifitas menggelar buku-buku dan zine .


Jika menyebut tentang Ruang Publik di Indonesia adalah sebuah tempat ataupun lahan, baik terbuka (outdoor) maupun indoor yang memiliki beberapa fasilitas umum yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh semua masyarakat. Fasilitas yang menurut saya biasanya ada pada sebuah ruang publik setidaknya memiliki bangku/kursi, jogging track dan toilet umum serta tempat sampah.  ruang publik juga dilengkapi dengan pohon-pohon peneduh maupun tanaman lainnya yang memberikan panorama hijau nan menyejukkan bagi mata, kita menyebutnya dengan istilah ruang publik ruang terbuka hijau dan ruang tebuka biru untuk dimana air sebagai cadangan dan tempat meresapnya air.



Puluhan tahun yang  telah berlalu , masa kecil banyak menikmati ruang terbuka hijau dan tempat yang bebas bermain di luar ruang. Kini telah berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit yang menjulang hendak mencakar-cakar langit. Apa lagi dimana generasi 90-an dimana generasi masih bisa bermain di tanah masih banyak tanah lapang di Jakarta.
Generasi 90-an menjadi teman BIR ..bincang ringan hmm dimana munculnya music dari luar negri meracuni pendengaran kita dengan hadirnya music rock, punk, britis serta metal dan grunge lahir pada tahun tersebut.


Hari semakin larut taman menteng memang sedikit sepi dan baca-baca di taman semakin malam semakin banyak berdatangan walau pun buku dan zine yang di gelar sudah di masukan ke dalam tas tapi tetap berdiskusi sambil curhat setelah seminggu di sibukkan oleh aktifitas yang membuat kita menjadi alien sehingga tidak ada waktu untuk bersosialisasi dengan sesama secara langsung.
Sampai ketemu di KUDETA ..kumpul dengan teman di bulan Oktober ..

Uu ruangmenataplangit.