Selasa, 28 Januari 2014

Malam Itu




Seperti biasanya ritual tiap malam minggu di Taman Menteng dengan baca-baca ditaman. Malam ini sepanjang pagi, siang dan sore cuaca Jakarta cerah, mentaribersinar bercahaya lagi setelah tak menyinari begitu tertutup awan tebal dan hujan terus menerus. Jakarta sedikit lenggang walau pun masih ada jalanan yang di tutup karena pengungsian banjir.

Lubang dijalanan bertebaran, asal mengelupas kaena terkena air yang terus menerus dan menggenangi. Menteng sedikit macet seperti biasanya pusat kota yang tetap ramai di palam yang katanya terlalu panjang tapi terkadang menjadi malam yang singkat dan begitu cepat berlalu.
Bawa buku, buka dan membacanya bersama dengan kawan-kawan di taman hmm walau pun terkadang menjadi tak konsen membacanya karana keramaian dan suasana taman dan ajang silahturahmi ketemu kawan lama dan kawan baru.

Bernyanyi lepas tentang lagu kehidupan dan lagu yang berlawanan menantang dominasi system yang membuat kita tetap terkungkung dari sebuah budaya yang pintar makin di musuhi karana banyak yang ia ketehui. Kebodohan malah di budayakan ketika yang mau maju dan mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar malah di jatuhkan penuh intimidasi.

Taman malam ini begitu ramai ada teaterikal yang menghipnotis sebagian pengunjung taman menteng. Komunitas baru yang ikut berkumpul berfoto-foto dan bernyanyi. Berdiskusi santai dan keluarga yang melepaskan kepenatan setelah Jakarta di kepung hujan dan banjir.
Langit malam begitu cerah tersenyum membuat malam menjadi sangat singkat dan kami pun setelah jam 01:00 wib kembali pulang beristirahat untuk mengembalikan istirahat kami semua. Selamat hari minggu semua sampai jumpa Sabtu depan yeah

Uu ruang menatap langit

Minggu, 19 Januari 2014

Mandi Hujan di Taman Menteng

Mandi Hujan 


Sepanjang hari ini sabtu 18 Januari 2014, Jakarta di guyur hujan sejak kemarin dan di beberapa titik langganan banjir air mulai menggenang. Hujan tak henti-hentinya turun membasahi tanah Jakarta yang sebagian besar sudah menjadi beton air jadi tak terserap di dalam tanah untuk cadangan di musim kemarau yang menjadi kekeingan dan di saat musim hujan tiba menjadi kebanjiran.
Menerobos hujan dan mencari selah jalanan yang bisa di lewati agar terhindar dari banjir,  menuju taman menteng untuk membuka baca-baca di taman. Lagi-lagi hujan turun dan berhjenti sejenak dan let’s go to Taman Menteng.. menerobos rintikan air tumpah dari langit. Bulan januari memang hujan setiap hari tanpa jeda untuk bergerak keluar rumah.

Menerobos berjalan mennuju taman menteng di bulan Januari penuh harapan baru, saat jalanan Jakarta tergenang oleh air yang membuat jalan kami sedikit terhambat. Rintikan air tumpah dari langit .. hujan menusuk kulit seperti tusuk jarum. Banjir dan hujan tak membuat bebrapa kawan untuk bermalas atau menunda untuk segara berkumpul di taman, hmm mungkin setiap sabtu di depan rumah kaca ini adalah sebuah ritual. Bertemu langsung dan bebagi cerita setelah seminggu beraktifitas menjadi sebuah alienasi dalam hidup dan hanya menjadi rutinitas yang terkadang menjadi statis dan tak ada yang berubah dari kehidupan ini terus menjadi kejenuhan.
Jalanan Nampak sepi tak seprti biasanya hampir mirip suasana di saat lebaran dan di bebrapa titik jalanan yap macet karena genagan air hujan yang tak tertampung lagi. Taman menteng menjadi sangat sepi Nampak segerombolan orang yang sedang melakukan sesi foto-foto kelihatanya anak-anak sekolah yap kemungkinan mereka untuk foto akhir tahun sekolah. Hujan berhenti sejenak dan Nampak beberepa kawan-kawan lainya datang menghampiri kami yang sudah menunggu di depan rumah kaca. Beberapa kawan berinisiatif membersihkan teras rumah kaca yang tergenag air akibat hujan yang begitu deras terus menerus mengguyur Jakarta,

Sudah bersih dan kering, kami siap untuk menggelar buku-buku dan zine seperti biasanya dan beberapa kawan-kawan sudah duduk melingkar di depan teras dan tak berapa lama hujan turun dan segerombolan model foto ikut berteduh di depan rumah kaca. Ada kurang lebih hampir dua jam hujan turun dan berhenti dan beberapa menit kemudian terlihat langit Nampak cerah tak tertutup awan dan beberapa saat terang taman ini berdatanagan orang-orang dan beberapa komunitas berkumpul menjadi ramai yang tadinya senyap. Menatap langit malam sehabis hujan begitu mengharap awan tertiup menjauh dari taman tapi beberapa saat hujan turun dan begitu deras menguyur kami untungnya rumah kaca memberi kami perlindungan dari hujan yang begitu deras turun tak henti-hentinya yang membuat baca-baca di taman sedikit tergangu, hmm mandi hujan-hujanan di taman jadinya hujan tak henti-henti membuat taman menjadi sepi kembali dan membuat kami menutup perjumpaan baca-baca dengan mandi hujan-hujanan menerobos kearah pulang setelah sekitar lima jam tak ada jedah lagi untuk melakukan aktifitas seperti biasa di Taman Menteng.


Uu ruang menatap langit

Rabu, 15 Januari 2014

Hujan 11 Januari 2014


Selamat datang di tahun 2014,Sabtu 11 januari awal bulan di tahun 2014 ini setlah minggu pertama meliburkan diri dan membuka kembali di minggu ke dua baca-baca ditaman. Hari sabtu ini ketika mentari mulai tenggelam dan hujan pun menyambut datangnya malam minggu ini dengan guyuran hujan. Hujan yang mengguyur mala mini membuat orang-orang menjadi malas untuk keluar di akhir pekan ini. Perjalanan kami menuju taman menteng di iringi dengan rintikan air hujan begitu deras menerpa kendaraan yang di tumpangi.
Hujan pun agak mereda setelah tiba di taman menteng yang menjadi sepi seperti tanpa manusia, di depan rumah kaca terlihat sisa sampah dari perayaaan ulang tahun entah siapa yang merayakanya di depan rumah kaca tapi sampah berserakan dan tempelan sisa yang sporadis tertempel di depan rumah kaca membuat sesuatu pemandangan tak enak lagi di pandang mata.

Malam minggu awal pembukaan baca-baca di taman di sambut oleh guyuran hujan yang tak henti-hentinya menyabut dengan sukaria. Awal tahun di sambut alam dengan sebuah air tertumpah dari langit seperti petani di lading yang gersang merindukan hujan. Hujan membuat semangat untuk tetap mengawali pembukaan di tahun 2014 yang katanya tahun penuh politik yap kaana mau pemilu tapi sudahlah perubahan bukan hanya dari kotak pemilu tapi sebuah perubahan kecil dari diri sendiri dan komunitas dimana kita berada melakukan kontribusi. Tanpa sebuah kontribusi tak aka nada sebuah perubahan di dalam sebuah komunitas itu sendiri.
Baca-baca ditaman mungkin masih membingungkan atau slah ucap menjadi sebuah taman bacaan kami baca-baca di taman bukan taman bacaan. Yang membuat beda kami dengan taman bacaan adalah kami mengelar bacaan di taman sesunguhnya di ruang terbuka dan mengajak semua untuk menyediakan waktu untuk bersilah turahmi dan membawa bacaan dan saling berekanalan bagi yang belum kenal. Bagi yang tak suka membaca bolehlah nongkrong-nongkrong atau yang mau berekpresikan dengan puisi, music dan lagu dan hidup terus berlawan sebagai mana mestinya.


Uu ruang menatap langit

Sabtu, 04 Januari 2014

Malam Minggu Terakhir di Taman 2013


Akhir Desember 2013

Sabtu, 28 Desember 2013 seperti hari sabtu malam minggu yang lalu baca-baca di tman tetap menggelar lapak bacaannya dengan selembar bendera merah dan hitam di depan teras rumah kaca taman menteng , bermain seni di taman  dengan perlengkapan seadanya gitar dan jimber , kertas dan pensil untuk menulis beberapa kata-kata dan memainkan musik lalu bernyanyi bersama, di selingi dengan diskusi santai.

Malam minggu di akhir Desmber ini Nampak tak terlalu ramai untuk seperti biasanya suasananya di taman menteng, sekitar jam 21:00 wib semakin bertambah ramai berdatangan ke taman yang tak di duga seperti biasanya dan kembali agak sepi, ada yang datang dan ada yang hendak pergi berkeliling menikmati malam minggu terakhir di tahun 2013 ini.

Ruang-ruang yang kosong dan tak terpakai seharusnya di manfaatkan dengan baik dan benar seperti rumah kaca yang kosong Nampak disayangkan sekali kalau tempat tersebut seharusnya dimanfaatkan untuk publik bukanya dengan komersialisasi yang punya uang yang bisa memakainya.

Rumah kaca di belakang kami duduk-duduk selalu setia memandang begitu gundahnya karena kekosongan ruang rumah kaca dan begitu banyak pengunjung taman bertanya kenapa tak di buka, Tanya saja Pak ,Bu ,Kak ,Mas ,Bang , Mbak? sama peneglola tamanya siapa tau bisa gratis kan rumah kaca bagian dari ruang publik juga !!

Uu ruang menatap langit