Ada yang sedikit berbeda di sabtu siang ini
cuacanya panas sekali, ya.. mungkin
sudah biasa sekali untuk masyarakat Jakarta yang disibukkan rutinitas harian
mereka selalu berjibaku menembus teriknya siang hari Ibukota mungkin lebih dari
32 Celsius dan mungkin juga memanasnya cuaca di Jakarta gara-gara hawa panas
dari gunung Selamet yang sekarang sedang bergejolak ingin mengeluarkan isi
perut bumi yang sudah enggak bisa di tahan si Selamet, bagaimana si Selamet
enggak panas, keadaan di atas aja lagi panas (kondisi pemerintahan) ya sudahlah
hati boleh panas tetapi kepala harus tetap dingin, biar bisa berfikir jernih
enggak mudah diprovokasi. Berkendara dengan sepeda motor mungkin sudah menjadi
kendaraan favorit diperkotaan bahkan mungkin juga diperkampungan & di pedesaan,
bagaimana tidak menjadi kendaraan favorit jika transportasi umumnya tidak
terurus dengan baik.
Agenda KBBT untuk sabtu ini bukan hanya agenda
rutinan buka bacaan di taman menteng, sabtu kedua dibulan September ini ada
yang special, menghadiri undangan perayaan kecil-kacilan dari kawan Teddy &
istrinya Maesy untuk peluncuran buku pertama mereka The Dusty sneakers: Kisah
Kawan di Ujung Sana, di kios buku mereka POST SANTA di Pasar Santa, ada
atmosfer berbeda disana (Pasar Santa) dimana posisi pasar di lantai bawah pasar
tradisional untuk kegiatan roda perekonomian kelas menengah kebawah dan
dilantai atas tetap dengan bentuk kios tradisional tetapi sedikit diubah atau
dipoles dengan sentuhan modern menjadi tempat berkumpul (tetapi tetap ada
kegiatan ekonomi) melepaskan kepenatan rutinitas di ibukota untuk kalangan
kelas menengah keatas, ya tentunya orientasinya bukan lagi mencari profit, laba
atau nilai lebih dari usaha mereka tetapi hanya mencari kepuasan batin. Eits
bukan Cuma sampai disitu masih ada beberapa agenda yang harus dipenuhi,
undangan diskusi Marxis Kekinian Antara Teks & Image di Goethe tetapi
enggak bisa hadir karena bertemu dengan kawan dan mengambil Jimbe yang setia
menemani kami (KBBT) saat berdendang melepaskan kepenatan ditengah kota.
Malam itu taman menteng masih tetap sama, kondisi
lalulintas didepanya tetap sedikit padat walaupun sudah menjelang malam dan
pencahayaan dirumah kaca terlalu terang untuk pengunjung taman Menteng, tetapi
ada yang sedikit berbeda dimalam itu sudah ada beberapa pengunjung taman yang
menunggu kami menggelar lapak bacaan didepan rumah kaca (maklum agak terlambat
dari jadwal ditentukan 19.35 WIB), ada dua orang bocah yang datang untuk
belajar bermain jimbe dan ada kunjungan dari Komunitas Suka Membaca dari
Manokwari sebuah kota di pulau Papua (yang dulu pulaunya bernama Irian Jaya
yang berarti Ikut Republik Indonesia Anti Nedherland & Jaya berarti
Kemenangan) yang kebetulan sedang ada agenda acara di Jakarta. Menjelang tengah
malam kawan Teddy salah satu pemilik kios buku POST SANTA menyisihkan waktu untuk
datang bersama beberapa kawan (padahal kondisinya pasti masih capek setelah
acara peluncuran buku dipasar Santa), yaaa inilah yang disebut menjalin
persatuan dan mempererat persaudaraan walaupun hanya baru lewat buku, musik dan
hoby yang lain, ya enggak masalah namanya juga proses, ternyata karena buku
dapat terjalin perkawanan mungkin juga persaudaraan. Jadi ingat ucapan bapak
tukang parkir di depan rumah kaca saat kurang bayar parkiran di ganti sama
rokok kretek (sudah rokoknya bawa aja, demi persaudaraan) kami sambut dengan
senyum lebar dan ucapan trima kasih. Menjalin Persatuan, Mempererat
Persaudaraan .
Agoes ruangmenataplangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar