Selasa, 25 November 2014

baca-baca di taman 22 November 2014



Baca-baca di taman 22 november 2014

Pasca kenaikan BBM Jakarta sabtu, malam minggu ini serasa lebar sekali jalanan Ibu Kota dari pinggir Jakarta sampai pusat kota yang tak seperti biasanya. Apa lagi di tambah dengan alasan tanggal yang tua biasanya tak terlalu sepi tak senyap menyapa malam minggu yang tak terlalu panjang. Dan tak terasa menikmati perjalanan, akhirnya sudah berada di tempat terbuka yang seperti biasanya sebagai tempat membuka kegitan baca-baca di taman ini: taman menteng di depan rumah kaca.

Bangunan yang tinggi hendak mencakar langit yang menjauhi tanah tempatnya berpijak hendak menjangkau langit yang nampak hitam saat malam ini. Taman menteng sepertinya malam ini banyak sekali kegiatan dari misbar ada nonton bareng , sampai ada Jakarta kinclong hmm semoga Jakarta kinclong dan tak merugikan rakyat kecil.

Taman menteng sedikit sepi dan lampu pun ikut menerangi kembali dan membuat kegiatan baca-baca di taman berjalan seperti sedia kala. Menatap langit malam ini pun dengan pancaran bintang yang selalu menerangi dan memberi semangat baru untuk kami.

Baca-baca di taman malam ini sepi tapi malam makin naik semakin ramai yang singgah untuk bertegur sapa yang sudah satu bulan, tiga minggu ini lampu taman menteng yang selalu saja di padamkan dengan alasan belum bayar listrik.

Kedatangan penyair Heri Latief dan istrinya membuat kejutan kecil, yang telah menyepatkan di sela-sela kujungannya ke Jakarta. Dan kunjungan kawan-kawan lama atau pun teman baru yang selalu saja menjadi hal yang menyenangkan dan masih ada saja di kira kami berjualan buku , makanya di baca punya matakan ..mau pintar kenapa mesti bayar !

Waktu pun berjalan dengan cepat dan baca-baca di taman waktunya menutup gelaran buku-buku dan sampai ketemu sabtu depan 29 november 2014 semoga lampu tetap dinyalakan di taman menteng dan cuaca selalu mendukung kegiatan ini berjalan lancar.


Uu ruang menatap langit


Selasa, 18 November 2014

taman menteng saat malam hari selalu saja gelap

Taman kota , taman menteng yang terletak di antara jalan Jl. HOS Cokroaminoto dan Jl. Mohammad Yamin, Menteng, Jakarta Pusat. Ruang Terbuka Hijau (RTH) memang sangat dibutuhkan sekali untuk ibu kota ini yang di sesaki bangunan dan gedung yang hendak mencakar langit, karena taman masih sangat jarang di Jakarta sehingga sulit rasanya masyarakat mencari suatu tempat yang nyaman dan tenang dengan suasana penghijauan yang sejuk di kota  Jakarta yang terlalu sempit hanya menatap langit biru saat pagi dan kelamnya langit saat mentari tengelam. 



RTH di Jakarta belum sampai 30 % dari seluruh wilayah DKI Jakarta itu sendiri, yang sesuai syarat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang yang mengharuskan RTH itu minimal 30%, pantes saja Jakarta semakin panas kalau RTH Cuma 9,6%  .Mudah-mudahan bisa bertambah lagi secepatnya biar sejuk dan semakin tertatat dengan apik. 




Taman menteng dengan dua icon rumah kaca yang berfungsi sebagai penanda dan penerangan saat malam tiba tapi sudah berapa bulan ini malah mati total, bahkan lampu taman pun mati juga hanya yang menyala di lapangan basket yang sebelumnya beredar di berita sebgai tempat mesum, apa tempat mesum mau di pindahkan dari lapangan ke area depan rumah kaca yang ada beberapa komunitas melakukan kegiatan di sana tiap minggunya. Seperti komunitas baca-baca di taman yang selalu buka pada malam hari karena sudah menjadi ritual mingguan kami berkumpul dengan teman sebagai ajang silahturahmi dan sharing bacaan  atau pun masalah yang tak terlalu penting. Baca-baca di taman sudah satu bulan dua minggu ini tak dapat berjalan dengan seperti biasanya karena penerangan yang tak ada.

Ruang publik yang gelap saat malam mengakibatkan banyak hal negative mengundang kriminalitas, seharusnya ruang publik seperti taman menteng memfasilitasi segala macam kegiatan dengan Cuma-Cuma ..ruang publik untuk publik.

Untuk Ruang Publik seperti di Taman Menteng ini, yang ada gedung-gedung pencakar langit, atau itu semua mungkin karena kota ini adalah pusat perekonomian yeaah, bukan pusat perhutanan. :D Yap’s tapi setidaknya tempat dengan suasana yang sejuk dan rindang juga sangat diperlukan untuk masyarakat agar supaya udara yang kita hirup juga lebih banyak Oksigennya dibanding udara yang tercampur polusi Karbon dioksida. Sambil menatap langit malam yang selalu saja menyenangkan sambil sedikit terdengar ada curcol (curhat colongan) hehehe.

UU ruang menatap langit




Rabu, 12 November 2014

taman menteng yang masih gelap gulita di depan rumah kaca

Masih gelap gulita taman menteng

“Makin Tinggi Pohon, Makin Kencang Pula Angin yang Menerpanya”. Mungkin Itu ungkapan yang tepat untuk kondisi dikota Jakarta, Ibu kotanya Republik Indonesia. “ Indonesia di sebelah mananya dari Bali kwkwkkwkww”, ternyata lebih terkenal Pulau Bali dibandingkan sama negaranya, diumurnya yang sudah tua 487 tahun di tahun 2014 bahkan usianya melebihi dari usia Republik Indonesia, Jakarta masih tetap eksis dihati setiap para pemimpi kesuksesan yang mengharapkan kesejahteraan, padahal setiap hari, tiap jam, bahkan tiap detik permasalahan kota Jakarta semakin kompleks, runyam, jelimet. Mulai dari permasalahan kebutuhan pokok yang pelan tapi pasti setiap hari makin meranjak naik karena BBM mau naik penyebabnya gara-gara orang pintar tarik subsidi, ya ... sudah pasti bayi kami kurang gizi, mentang-mentang harga batu cincin lagi naik (gara-gara jadi trend di masyarakat) ehhh BBM ikut-ikutan naik katanya sih subsidinya mau dialokasikan untuk hal yang lebih penting.

Ditambah lagi ruang publik khususnya taman yang sudah mulai tidak terurus lagi, kalo enggak percaya liat aja fasilitas yang enggak terawat.
“Kata siapa enggak keurus buktinya parkir liar, pemukiman liar & semua yang dianggap liar udah ditertibkan. Kalo enggak percaya liat aja tuh pemukiman liar di Pluit dirapikan diubah jadi ruang terbuka hijau”
“Yaaaaa... emang bener juga sih, tapi kok malam harinya lampu-lampu ditaman-taman Jakarta enggak ada yang nyalah alias padam dan bergelap-gelap ria, kasihan kan yang jomblo enggak bisa ikut menikmati bergelap rianya... udah sebulan nih pak lampunya enggak nyalah, jangan kelamaan nanti bisa-bisa dapet penghargaan dari MURI(Musium Rekor Indonesia) mati lampu terlama di ruang publik.. hahahahaha”. tapi lapangan basket taman menteng menyala diskriminasi sekali kebijakanya yang tak bijaksana.
Gimana tuh urusanya? Denger-denger sih dari kicauan burung-burung didunia maya “kalo di dunia nyata udah jarang denger kicauan burung, kecuali lagi ada lomba kicau burung” soalnya pepeohonan banyak yang tergusur juga akibat pembangunan yang tak meperhatikan keseimbangan lingkungan hidup. Katanya pemprov DKI Jakarta menunggak iuran listrik 2,6 Milyar, kira-kira .....kalo dibeliin kuaci & kacang kulit dapet berapa truk kira-kira “Gilee ya pemerintah aja nunggak bayar listrik, gimana mau mengurus rakyatnya, pantesan deh BBM naik teruss seperti naik haji”
Yaa.. semoga cepet diselesaikan deh masalah administrasinya, biar masyarakat bisa menikmati dengan nyaman taman dimalam hari dan stigma taman kalo malam hari digunakan berbuat negatif (mesum, kriminalitas) bisa berubah menjadi sesuatu yang  positif.

Menatap langit di taman yang gelap gulita membuat sedikit gundah gulana akibat baca-baca di taman sudah 1 bulan 2 minggu ini selalu saja lampu taman dan rumah kaca di matikan saat malam hari. Semoga besok bisa menerangi baca-baca di taman itu juga kalau pemerintah benar-benar berpihak kepada rakyat.

Agoes  ruangmenataplangit


Selasa, 04 November 2014

KUDETA (kumpul dengan teman) taman menteng dalam gelap

Ruang publik yang dimaksud secara umum pada sebuah kota, menurut Project for Public Spaces in New York tahun 1984, adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi umum (halte) dan museum.

Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang dapat menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi. Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum.

Ruang publik, taman menteng semenjak bulan Oktober sampai November selalu saja lampu taman dan rumah kaca di matikan dan pada bulan oktober cuman sekalis aja di nyalakan . Katanya ruang publik bukan tempat bergelap-gelapan dan mesum tapi malah dibiarkan menjadi tempat yang gelap gulita sehingga kesempatan yang negative makin jadi saja. Sekarang setelah lampu selalu saja tak menyala gelap gulita suasana taman menteng menjadi seperti tempat pemakaman apa lagi suasana lampu yang tak nyalakan.

Kudeta (kumpul dengan teman) di bulan November menjadi berkurang karena Susana gelap gulita banyak pengunjung taman yang bertanya-tanya dan kecewa karana ruang public tak ada penerangan malah terjadi diskriminasi bagian lapangan saja sekarang yang terang di depan rumah kaca malah yang gelap gulita.

Apa lagi kegiatan komunitas baca-baca di taman membutuhkan penerangan yang cukup baik kalau masih saja tak dinyalakan berarti pengelola taman sengaja mematika komunitas yang berkegiatan di malam hari.

MAU PINTAR KENAPA MUSTI BAYAR !!

Kolektif media komazine-KBBT