Selasa, 05 Mei 2015

Selamat Hari Pendidikan Nasional



HARDIKNAS 2015

Selamat hari pendidikan nasioanal kawan-kawan sebangasa tanah dan sebangsa air … Semoga sistem pendidikan di Indonesia makin bagus, makin banyak orang yg makin pintar, banyak beasiswa, kurikulum bagus dan sesuai, gaji guru makin baik. Sehingga akhirnya bisa memperbaiki kualitas hidup bangsa ini. Amin

Setelah hari buruh tanggal 2 Mei  adalah hari pendidikan nasional. Idealnya, pelajar itu datang dan aktif di sekolah adalah untuk menuntut ilmu. Meskipun faktanya, tak jarang masih saja terjadi tawuran antar pelajar  dan kekerasan bullying. Pelajar yang saat ini sedang menyiapkan dirinya dengan berbagai bekal ilmu dapat menjadi orang yang mampu bertahan hidup dengan segala kondisi dan berpikir merdeka. Serta sebagai pembebasan dari  kerakusan wakil rakyat yang ada di parlemen, merdeka dari masyarakat yang buta huruf, merdeka dari kelaparan, dan merdeka dari harga diri bangsa yang terlalu rendah diri.

“Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah jargon yang nyaring di lantunkan para tokoh-tokoh pendidikan dan cita-cita anak-anak kalau ditanya hampir sebagian ingin menjadi berguna bagi nusa dan bangsa hahaa.. hanya selogan belaka kenyataanya hmm bersembunyi di balik kata-kata. Cita-cita tersebut “Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa” tertera jelas dalam pembukaan UUD 1945. Berbagai upaya demi melaksanakan cita-cita agung itulah, yang telah mengantarkan Ki Hadjar Dewantara dengan mental yang tidak tanggung untuk berani mendirikan sekolah. Sekolah yang dalam tujuannya bukan untuk melahirkan budak-budak yang patuh, tapi sekolah yang mampu melahirkan para jenius yang hatinya tidak khianat terhadap bangsa sendiri,dan sebagai pembebasan. “Tamansiswa” adalah sekolah pertama yang didirikan oleh Ki Hadjar tepat 3 Juli 1922 sebagai wujud pemberontakan atas kebiadaban penjajah Belanda waktu itu. Beliau tidak sendiri kala itu bersama kolektifnya: Ki Sutatmo Suryokusumo, Ki Suryo Putro, Ki Pronowidigdo, Ki Cokrodirdjo, Nyi Sutartinah Suwardi, Ki Sutopo Wonoboyo dan Ki Subono adalah rekan Ki Hadjar yang ikut aktif mendirikan Tamansiswa.

Ki Hadjar telah mengajarkan kita bagaimana cara hidup sebagai manusia Indonesia yang berjiwa merdeka dan menentang segala bentuk penjajahan. Sebagai gerakan kultural sekaligus gerakan moral, lewat Tamansiswa mengajarkan kritis-kritis yang tajam menunjukkan dirinya sebagai pembebas. Pembebasan untuk masyarakat secara adil, tanpa diskriminasi atas ras, agama, kelas sosial, maupun atas material yang dimiliki.

Pendidikan seharusnya dilihat sebagai pembebasan. Melalui pendidikan, manusia sadar hakikat dan martabatnya dalam interaksi dengan lingkungan dan sesamanya. Itu berarti pendidikan mengarahkan manusia untuk peduli lingkungan, budaya, dan martabatnya. Bukan sebaliknya, pendidikan tidak memanusiakan manusia dan justru tercerabut dari lingkungan dan martabatnya yang agung dan hanya menjadi sebuah “penjara” kehidupan yang statis dan masa bodoh/apatis. Kehidupan masyarakat yang merasa tertekan, yang pada umumnya menderita kemiskinan dan keterlantaran pendidikan, serta berada dalam “kebudayaan palsu” yang berjuang sendiri secara individu pada hakekatnya manusia adalah membutuhkan manusia lainya.

Kolektif kerja Penggiat baca-baca di taman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar