HARDIKNAS 2015
Selamat hari pendidikan nasioanal kawan-kawan sebangasa
tanah dan sebangsa air … Semoga sistem pendidikan di Indonesia makin bagus,
makin banyak orang yg makin pintar, banyak beasiswa, kurikulum bagus dan
sesuai, gaji guru makin baik. Sehingga akhirnya bisa memperbaiki kualitas hidup
bangsa ini. Amin
Setelah hari buruh tanggal 2 Mei adalah hari pendidikan nasional. Idealnya,
pelajar itu datang dan aktif di sekolah adalah untuk menuntut ilmu. Meskipun
faktanya, tak jarang masih saja terjadi tawuran antar pelajar dan kekerasan bullying. Pelajar yang saat ini
sedang menyiapkan dirinya dengan berbagai bekal ilmu dapat menjadi orang yang
mampu bertahan hidup dengan segala kondisi dan berpikir merdeka. Serta sebagai
pembebasan dari kerakusan wakil rakyat
yang ada di parlemen, merdeka dari masyarakat yang buta huruf, merdeka dari kelaparan,
dan merdeka dari harga diri bangsa yang terlalu rendah diri.
“Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah
jargon yang nyaring di lantunkan para tokoh-tokoh pendidikan dan cita-cita
anak-anak kalau ditanya hampir sebagian ingin menjadi berguna bagi nusa dan bangsa
hahaa.. hanya selogan belaka kenyataanya hmm bersembunyi di balik kata-kata.
Cita-cita tersebut “Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa” tertera jelas dalam
pembukaan UUD 1945. Berbagai upaya demi melaksanakan cita-cita agung itulah,
yang telah mengantarkan Ki Hadjar Dewantara dengan mental yang tidak tanggung
untuk berani mendirikan sekolah. Sekolah yang dalam tujuannya bukan untuk
melahirkan budak-budak yang patuh, tapi sekolah yang mampu melahirkan para
jenius yang hatinya tidak khianat terhadap bangsa sendiri,dan sebagai
pembebasan. “Tamansiswa” adalah sekolah pertama yang didirikan oleh Ki Hadjar
tepat 3 Juli 1922 sebagai wujud pemberontakan atas kebiadaban penjajah Belanda
waktu itu. Beliau tidak sendiri kala itu bersama kolektifnya: Ki Sutatmo
Suryokusumo, Ki Suryo Putro, Ki Pronowidigdo, Ki Cokrodirdjo, Nyi Sutartinah
Suwardi, Ki Sutopo Wonoboyo dan Ki Subono adalah rekan Ki Hadjar yang ikut
aktif mendirikan Tamansiswa.
Ki Hadjar telah mengajarkan kita bagaimana cara
hidup sebagai manusia Indonesia yang berjiwa merdeka dan menentang segala
bentuk penjajahan. Sebagai gerakan kultural sekaligus gerakan moral, lewat
Tamansiswa mengajarkan kritis-kritis yang tajam menunjukkan dirinya sebagai
pembebas. Pembebasan untuk masyarakat secara adil, tanpa diskriminasi atas ras,
agama, kelas sosial, maupun atas material yang dimiliki.
Pendidikan
seharusnya dilihat sebagai pembebasan. Melalui pendidikan, manusia sadar
hakikat dan martabatnya dalam interaksi dengan lingkungan dan sesamanya. Itu
berarti pendidikan mengarahkan manusia untuk peduli lingkungan, budaya, dan
martabatnya. Bukan sebaliknya, pendidikan tidak memanusiakan manusia dan justru
tercerabut dari lingkungan dan martabatnya yang agung dan hanya menjadi sebuah “penjara”
kehidupan yang statis dan masa bodoh/apatis. Kehidupan masyarakat yang merasa
tertekan, yang pada umumnya menderita kemiskinan dan keterlantaran pendidikan,
serta berada dalam “kebudayaan palsu” yang berjuang sendiri secara individu
pada hakekatnya manusia adalah membutuhkan manusia lainya.
Kolektif kerja
Penggiat baca-baca di taman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar