Selasa, 23 Agustus 2011

metropole oh ...megaria

megaria 1955 foto: internet
Gedung bioskop , megaria ini mulai dibangun pada 11 Agustus 1949 dan rampung sekaligus mulai dioperasikan sebagai bioskop yang diberi nama Metropole pada tahun 1951.
Bangunan cukup monumental berarsitektur paduan gaya Art-Deco Tropis dan De Stijl dengan menara lancipnya yang khas ini berada di lokasi yang sangat strategis di sudut persimpangan dua jalan yang cukup ramai, yakni antara Jalan Cikini, Jalan Proklamasi (Pegangsaan Timur), dan Jalan Diponegoro yang kala itu bernama Oranje Boulevard.
Berdasarkan catatan sejarah, bioskop Megaria, yang kini bernama Megaria XXI merupakan hasil rancangan Johannes Martinus (Han) Groenewegen, arsitek Belanda kelahiran Den Haag (1888) yang tinggal di Jakarta sampai dengan akhir hayatnya (1980). Gedung mulai dibangun pada 11 Agustus 1949 dan rampung sekaligus mulai dioperasikan sebagai bioskop pada tahun 1951. Bangunan cukup monumental berarsitektur paduan gaya Art-Deco Tropis dan De Stijl dengan menara lancipnya yang khas ini berada di lokasi yang sangat strategis di sudut persimpangan dua jalan yang cukup ramai, yakni antara Jalan Cikini, Jalan Proklamasi (Pegangsaan Timur), dan Jalan Diponegoro yang kala itu bernama Oranje Boulevard

Saat-saat Metropole mulai beroperasi 57 tahun lalu, bioskop ini memutar film produksi MGM (Metro Goldwyn Mayer), AS. Meskipun demikian, sekali-kali memutar film Indonesia.
Pada 1960-an diganti jadi Megaria karena, konon, Bung Karno (Presiden pertama Indonesia) ketika itu tak suka pada nama berbau Belanda itu. 

Setelah bergabung dengan kelompok bioskop 21 pada tahun 1990-an, namanya diganti lagi menjadi Metropole 21. Akhirnya, sejak beberapa tahun silam, balik lagi memakai nama Megaria 21 dan kini menjadi XXI hingga hari ini.
Pada dekade 1960 dan 1970-an, bioskop dengan kapasitas 1.000 penonton itu sempat menjadi salah satu yang terbaik dan bergengsi di Jakarta. Namun, setelah ruang bioskop dipecah-pecah menjadi empat teater kecil ala sinepleks kelompok bioskop 21, pamor Megaria malah merosot dan cuma jadi tujuan penonton film kelas dua.
Tidak ada perubahan mencolok ketika gedung bioskop ini masih bernama Metropole. Hanya loket penjualan tiket yang dulu terletak di bagian luar kini menjadi tempat pijat refleksi. Tempat penjualan tiket kini terletak di bagian dalam, melayani enam bioskop dari kelompok 21. Di samping kanan bioskop, yang dulu berupa toko-toko tekstil, kini diisi barber shop, pedagang empek-empek dan rumah makan ayam kambali. Di sini juga terdapat kantor sekuriti Metropole, induk dari bioskop Megaria XXI.

Bagian belakang gedung bioskop, dekat tempat parkir kendaraan bermotor yang kini menjadi Megaria studio 5- 6, dulunya adalah perumahan militer. Di sebelahnya terdapat Hero Supermarket hero kini berganti menjadi supermaket Giant.

Menurut keterangan, pemilik gedung bioskop Megaria, pada tahun 1970-an dan 1980-an, juga membangun Bioskokp Nedw Garden Hall yang kini berubah menjadi pertokoan Blok M Plaza

ulianov
dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar