Rabu, 18 Desember 2013

Punk dan subkultur apakah hanya sebagai hiasan pelawanan belaka!!


BIR : BIncang Ringan

Punk dan subkultur apakah hanya sebagai hiasan pelawanan!!





Punk & subkultur apa hanya menjadi sebuah hiasan perlawana belaka! Punk dalam sejarah kemunculanya di USA, inggris dan Indonesia adalah melawan. Di USA , tepatnya di New York sence punk generasi pertama yang dengan sikap dan gaya punk band  York baby dols yang di manajeri oleh seorang penganut situasionis internasional Malcom McLaren. Punk berawal dari sekitar tahun 1970-an masuk ke Indonesia lewat Jakarta tahun akhir  80-an. Punk sebuah genre music yang mengembalikan sebuah semangat rock n rolls yang memuakan dengan segala kemewahan dan superstar yang membuat mereka tercerabut dalam semangat permberontakan kebudayaan mapan. Dan kemudian Malcom McLaren menjadi manajer SEX PISTOLS. Vivien Westwood~McLaren pasangan suami istri mempunyai sebuah butik yang bernama Sex Shop, di kawasan soho, London.

Punk di lahirkan dari sebuah masyarakat industry kaum urban di eropa setelah pasca perang dunia II, sebelumnya ada sebuah gerakan Situasionis Internasional dan gerakan seni dadaisme. ...menjadi bebas adalah seperti menjadi kuat; kebebasan hanya muncul dalam kreasi atau dalam gesekan - dan hal-hal ini memiliki tujuan yang sama di dalam hati - memenuhi hasrat kehidupan. Hidup menuntut kreasi dan kecantikan adalah hidup. Menjadi masyarakat penonton yang setia. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Music Punk

Musik punk sendiri lahir dari paham pemberontakan dan anti kemapanan. Mereka membuat aliran musik sendiri sebagai bentuk protes dari kehidupan bermusik yang menjadi mainstream pada masyarakat misalnya, aliran musik rock yang sangat menekankan skill dalam memainkan alat musik. Ini semua dibantah oleh para penganut punk, bermusik dibatasi dengan aturan yang mengurung kebebasan berekspresi. Memainkan music yang mudah tak perlu bisa memainkan alat musik yang penting kau dan kalian semua ada sesuatu yang ingin di katakan.

Musik punk berkembang di Inggris sekitar tahun 1975 yang merupakan persekutuan mustahil dari beraneka ragam tradisi musik seperti rock ‘n roll, northern soul dan reggae. Barulah ketika Sex Pistols tampil, punk mulai diakui. Kord-kord gitar pada musik punk biasanya merupakan kord-kord mayor dasar dan berpindah-pindah dengan cepat. Iramanya menghentak cepat dan bernuansa riang. Vokalnya diisi oleh suara yang serak, kadang melengking kadang berat dan sesekali disertai teriakan. Distorsi musik dan permainan gitar yang terkesan kasar menambah esensi dari musik punk. Lirik-lirik lagunya merupakan kritik terhadap pemerintah dan keadaan sekitarnya yang apatis , konsumtif dan mapan.

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka. Dan mereka merekam dan memasakan sendiri lewat jaringan komunitas sesama punk.

Subkultur

Subkultur adalah bagian dari budaya induk. Subkultur adalah perlawanan dari budaya induknya. Punk yang melawan kemapanan rock n rolls. Sebuah budaya perlawanan terhadap sebuah hasrat konsumtif dengan memakai spike, pipa pvc paralon pada saat itu ketika orang-orang mapan memakai batu-batu mulia. Melawan budaya yang memuakan dalam sebuah system kapitalisme. Punk sebagai subkultur adalah  dengan resistensi terhadap “ketertiban”. Diakhiri dengan pembentukan gaya yang menyimpang dan terkesan “nyeleneh” sebagai makna penolakan terhadap sistem sosial yang di bakukan oleh norma yang dengan sudut pandang kapitalisme itu sendiri. Gaya dalam hal ini sarat dengan arti “melawan segala sesuatu yang alami”, pakem yang mengikat yang menyanggah prinsip kesatuan dan keterpaduan. Jika ditelaah dengan makna lain, dapat dikatakan sebagai bentuk resistensi terhadap sistem yang kaku karana system baku kapitalisme demi mengakumulasi modal.
punk membawa gerakan ini dengan terus menarik perhatian masyarakat, memprovokasi dan bertindak untuk tidak hanya “diam”. Tidak ada subkultur yang lebih gigih daripada kaum punk untu memisahkan diri dari format-format yang telah diwajarkan. Dan tidak ada pula yang mengungkapkan ketidaksetujuan layaknya kaum punk. Oleh karenanya subkultur punk merupakan budaya perlawanan yang harus diberi tempat dalam tatanan sosial masyarakat yang mengikat.

Punk sebgai subkultur di cederai oleh para poser yang bergaya fashion punk tapi mereka malah melenceng dari apa yang namanya sebuah subkultur dengan sebuah ironi film punk in love versi Raam Punjambi saudagar sinetron Indonesia yang menjadikan punk hanya cinta melankolis tanpa sebuah adanya sebuah perlawanan terhadap sebuah rute hidup standar lahir, dewasa, sekolah dan lulus terus bekerja atau mengangur terus nikah dan hidup mapan wkwkwk hanya mengadopsi gaya dan fashion punk dengan rasa sinetron yang mengejar cinta lalu berakhir bahagia.

Rambut Mohawk adalah lambang dari sebuah suku Indian di benua Amerika yang menyimbolkan pejuang. Tapi kini rambut mohawak siapa pun tak lagi harus punk yang berpotongan seperti itu dan akhinya menjadi biasa saja Cuma symbol tanpa makna yang berarti lagi. Punk menjadi sebuah ketidak berlawanan terhadap budaya induknya. Fashion Punk akhirnya dicuri oleh kapitalisme dengan munculnya pop punk punk yang telah di mandulkan biar tak rebel lagi, apa lagi fenomena punk ganteng istilah ini disebut bagi para boy band dengan dress punk dengan memuakkan sekali tak berkhakter dengan atitutnya. Kemunculan poser yang membuat punk menjadi terlihat bukan sebagai subkultur. Apa lagi fenomena punk yang di labeli dengan agama lucu dan ironis tertawa sampai sakit perut, punk lahir dari kesetaraan bukanya kelompok yang berdasarkan SARA.

Punk hanya menjadi sebuah hiasan perlawanan belaka maka kata mereka punk is dead tapi masih belum mati hari ini punk tidak mesti dengan style dress yang sudah di adopsi oleh kebanyakan orang, tapi sikap setara dalam hidup untuk melawan terhadap sebuah konsumtif, sikap apatisme, sikap anti social dan jadilah diri sendiri.

Uu ruang menatap langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar