![]() |
baca di taman desember |
Sabtu 14 Desember 2013, Malam minggu di depan rumah kaca yeah
berkudeta berkumpul dengan teman di taman menteng dalam sebuah ritual setiap
sabtu malam minggu bertemu bersilahturahmi di ruang terbuka. Malam ini setelah hujan
mengguyur Ibu Kota Jakarta sepanjang siang hingga malam mendekat membuat
Jakarta menjadi sedikit sepi karena hujan yang mengguyur deras dan malam
mendekat dengan iringan rintikan hujan yang mungkin untuk sebagian orang dengan
alasan malas dan tepat untuk tidur-tiduran di rumah saja karana tak ada alasan
yang kuat untuk keluar dari rumah.
Menembus rintikankan hujan menuju Taman Menteng sebagai suatu
bentuk ritual komunitas baca-baca di taman beraktifitas menyambut akhir pekan
dengan berkumpul bernyanyi, berpuisi dan tentunya berdiskusi ringan yeah inilah
yang menjadikan hidupmu lebih hidup tak statis dengan rutinitas yang membuat
membosankan.
![]() |
baca-baca di taman |
Mau pintar kenapa musti bayar sebuah tulisan di atas kertas
A3 tertempel di rumah kaca itulah mungkin yang menjadi penanda kehadiran
komunitas baca-baca di taman. Parkiran motor malam ini di depan air muncrat
karana dari bawah ke atas kalau air mancur dari atas kebawah hehehe.. berpuisi
di iringi djimbe dan gitar sehabis hujan di ruang public hmm.. berpuisi dari
sebuah buku yang di berikan seorang satrawan Indonesia yang bermukim di Belanda
yang pernah berkunjung di baca-baca di taman. Buku terbarunya Kumpulan “Tulisan Heri Latief” salah satu judulnya puisinya :
Bunga Merah Berlawan
Ketika sajak jadi juru bicara
Maka angin dan hujan jadi kawan
Menulis keindahan kata dalam cahaya
Bahkan langit bilang langit bunga setaman
Oh ya?!
Tak ada lagi yang mesti dituliskan?
Jika sebaris syair isinya cuma harapan
Berkacalah pada puisi yang berlawan
Amsterdam, 16 Juni 2010
Nikmat sekali membaca dan mendengarkan puisi di ruang publik
sehabis hujan dengan senyum canda kawan-kawan yang tetap semangat. Menatap
luasnya langit yang kelam karena kekuatan rakyat telah di lemahkan dengan
perjanjian antara penguasa dan pemilik modal. Menatap langit di taman berkudeta
dan berkomunikasi dari sebuah ketergantungan teknologi yang seharusnya menjadi
alat tapi kebanyakan malah kita dijadikan alatnya. Mau pintar kenapa musti
bayar yeah sampai ketemu sabtu malam minggu depan tetap di taman menteng …
Uu ruang menatap langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar