Menatap langit di tutupi awan
putih dengan rintikan air hujan yang di beberapa tempat air kembali
berdemonstrasi karena tak ada ruang untuk ia tinggal dan menetap di tanah ini
yang sudah hampir semua tertutup beton. Di guyur hujan dari malam hingga senja
menyapa dengan senyuman gerimis hujan.
Ketemu lagi sabtu malam minggu di
baca-baca di taman yang memasuki akhir di bulan febuari yang basah karana
intensitas hujan terlalu padat jadwal tayangnya. Satu tahun lima bulan
baca-baca di taman hadir di ruang terbuka ini menyapa kawan-kawan yang mau
ketemu bersilahturahmi, membaca bersama, berbincang ringan atau pun ikut
berdendang dengan iringan musik yang apa adanya bersama baca-baca di taman.
Hujan reda alam memberkati acara
baca-baca di taman, memeberi ruang dan waktu untuk berkumpul lagi. Berkumpul di
ruang terbuka yang basah di terpa air hujan. Rumah kaca yang terlihat berembun
dan di dalamnya digenangi air bocor karena atapnya. Depan teras rumah kaca yang
seperti biasanya kita mengelar buku dan duduk bersama di sana pun basah penuh
air dan harus segera di keringkan untuk membuka baca-baca malam ini yang
setelah seharian serasa enggan keluar dari rumah.
Membaca puisi belajar bersuara
lantang dan menginterpreasikan sebuah puisi dengan iringan gitar dan jimbe. Seperti
biasanya mungkin baca-baca di taman selalu saja di tutup dengan rintikan air
hujan sepertinya acaranya misbar gerimis dan bubar untuk berteduh.
Uu ruangmentaplangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar