Kamis, 20 Februari 2014

Ruang Publik



Bentar lagi malam datang dan sepeti biasanya bersiap untuk menjalankan sebuah kegiatan baca-baca di taman di depan rumah kaca. Menatap langit malam setelah di daerah di hujani abu vulkanik gunung kelud yang meletus membuat kejutan di tahun 2014 yang katanya tahun politik penuh dengan menerka penanda alam gunung kelud banyak memberi tanda sebuah penguasa di Indonesia yang berganti rupa.

Jakarta sepertinya cerah tak terkena abu vulkanik, baca-baca di taman menteng ..yeah menunggu sambil membaca kembali buku-buku. Membaca di ruang publik mungkin sesuatu yang aneh tapi ruang publik adalah tempat untuk publik itu sendiri kalau kata kawan saya membaca membosankan tapi kalau membaca bersama-sama di ruang terbuka kan bisa sharing dan tak terjebak kedalam teori-teori yang terkadang memenjarakan untuk bergerak jadi malah terjerebak dalam penjara teoritis saja.

Di dalam sebuah era demokrasi di Indonesia sebuah ruang publik “Tidak ada demokrasi tanpa ruang publik yang kritis!” Pernyataan itu kiranya tidak berlebihan, terutama jika sadar pentingnya peran partisipasi masyarakat keseluruhan didalam proses pengaturan politik dan ekonomi yang adil.
Partisipasi masyarakat yang kritis tersebut dapat menemukan salurannya didalam konsep ruang publik. Memang, ruang publik ini bukanlah konsep khas dari teori demokrasi modern, tetapi sudah ada sejak dahulu, namun perkembangan kesadaran masyarakat akan kontrol terhadap negara dan ekonomi semakin menunjukkan betapa penting ruang publik ini dijaga fungsi kritisnya.

Ruang public adalah salah satu di mana masyarakat belajar berpartisipasi di dalam sebuah demokrasi itu sendiri walau pun demokrasi ada kelebihan dan kekuranganya. Ruang terbuka untuk publik membuka pikiran dalam sebuah demokrasi yang telah di rebut dari sebuah rezim militeristik penuh darah dan air mata. Ruang public dimana masyarakat melakukan kontribusi terhadap perkembangan demokrasi itu sendiri. Tanpa adanya kontribusi tak akan ada kemajuan yeah langit malam ini di taman begitu terbuka memandang dengan cahaya bulan dan gemerlap lampu kota.

Uu ruangmentaplangit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar