Bentar lagi malam
datang dan sepeti biasanya bersiap untuk menjalankan sebuah kegiatan baca-baca
di taman di depan rumah kaca. Menatap langit malam setelah di daerah di hujani
abu vulkanik gunung kelud yang meletus membuat kejutan di tahun 2014 yang
katanya tahun politik penuh dengan menerka penanda alam gunung kelud banyak
memberi tanda sebuah penguasa di Indonesia yang berganti rupa.
Jakarta
sepertinya cerah tak terkena abu vulkanik, baca-baca di taman menteng ..yeah
menunggu sambil membaca kembali buku-buku. Membaca di ruang publik mungkin
sesuatu yang aneh tapi ruang publik adalah tempat untuk publik itu sendiri
kalau kata kawan saya membaca membosankan tapi kalau membaca bersama-sama di
ruang terbuka kan bisa sharing dan tak terjebak kedalam teori-teori yang
terkadang memenjarakan untuk bergerak jadi malah terjerebak dalam penjara
teoritis saja.
Di dalam sebuah
era demokrasi di Indonesia sebuah ruang publik “Tidak
ada demokrasi tanpa ruang publik yang kritis!” Pernyataan itu kiranya tidak berlebihan,
terutama jika sadar pentingnya peran partisipasi masyarakat keseluruhan didalam
proses pengaturan politik dan ekonomi yang adil.
Partisipasi masyarakat yang kritis tersebut dapat menemukan
salurannya didalam konsep ruang publik. Memang, ruang publik ini bukanlah
konsep khas dari teori demokrasi modern, tetapi sudah ada sejak dahulu, namun
perkembangan kesadaran masyarakat akan kontrol terhadap negara dan ekonomi
semakin menunjukkan betapa penting ruang publik ini dijaga fungsi kritisnya.
Ruang public adalah salah satu di mana masyarakat belajar
berpartisipasi di dalam sebuah demokrasi itu sendiri walau pun demokrasi ada
kelebihan dan kekuranganya. Ruang terbuka untuk publik membuka pikiran dalam
sebuah demokrasi yang telah di rebut dari sebuah rezim militeristik penuh darah
dan air mata. Ruang public dimana masyarakat melakukan kontribusi terhadap
perkembangan demokrasi itu sendiri. Tanpa adanya kontribusi tak akan ada
kemajuan yeah langit malam ini di taman begitu terbuka memandang dengan cahaya
bulan dan gemerlap lampu kota.
Uu ruangmentaplangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar