Senin, 28 April 2014

let's go mayday 2014


Mayday…

Mayday..

Hey hoo let’s go..
Selamat datang bulan MAY
Buruh yang mengerakan roda kehidupan, buruh yang bergemuruh bekerja, buruh yang terpaksa menjual tenaga kerja kepada pemilik modal, buruh bukan budak.
Buruh bukan budak ..buruh dipaksa bekerja dengan gajih yang tak layak untuk hidup
Buruh yang diperas tenganya lalu di campakkan dengan alasan kontrak habis
Buruh yang berkeluh kesan dengan minimnya upah
Berkeluh kesah hidup semakin susah
Hidup untuk kerja
Bekerja demi keluarga anak dan istri, anak-anak butuh pendidikan tapi tak tergapai dengan upah yang tak layak, beban hidup semakin susah MAU PINTAR KENAPA MUSTI BAYAR!!

SELAMAT HARI BURUH INTERNASIONALE 1 MAY 2014
                                        &
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MAY 2014

Tim kolektif media KBBT

087780264219

Minggu, 27 April 2014

Dari taman ke taman


Dari taman ke taman menutup bulan APRIL yang seakan terlalu singkat untuk di jalankan dalam hidup ketika bulan MAY datang membawa sebuah harapan dan semangat baru dalam hidupmu, hidupku, hidukan hidup mu dan kalian semua.
Dari selatan Jakarta menuju pusat Jakarta jalanan yang sedikit tersendat. Ramai tapi lancar bertandang dari taman ke taman yang ada di sekaitaran Jakarta. Sore menjelang malam Jakarta terlalu kelabu langit di atas awan mau hujan tapi angin pun berhembus meniup awan yang kelabu menjauh.
Setelah bersinggah di taman sekitaran Jakarta. Menuju taman menteng menembus kepadatan lalu lintas yang seakan jalanan semakin mengecil oleh tumpahan kendaraan bermotor.rumah kaca menyambut dengan terangnya lampu yang besinar dengan background keremangan di taman.
Sampai ketemu lagi di bulan APRIL tahun depan yeah… Sambil menikmati hijaunya pemandangan di taman di ruang terbuka hijau. Ruang Terbuka Hijau atau disingkat RTH merupakan suatu bentuk pemanfaatan lahan pada satu kawasan yang diperuntukan untuk penghijauan tanaman.
Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 40% dari luas wilayah, selain sebagai sarana lingkungan juga dapat berfungsi untuk perlindungan habitat tertentu atau budidaya pertanian dan juga untuk meningkatkan kualitas atmosfer serta menunjang kelestarian air dan tanah.

RT ruangmenataplangit


Selasa, 22 April 2014

Bawa Buku, Buka dan Baca di Taman




Setelah hujan mengguyur senja pun tenggelam dengan mentarinya dan malam telah tiba dengan cuaca yang sejuk hingga menusuk kulit, Jakarta malam ini terasa sedikit senyap mungkin sehabis hujan reda menjadi malas untuk keluar rumah. Meski sesaat sepi sedikit  sewa penumpang di angkutan ibu kota tetap berjalan dengan cuaca tak bersahabat karana terlalu ekstrim panasnya terlalu panas dan tiba-tiba hujan mulai mendinginkan.

Malam ini depan rumah kaca sehabis hujan di genangi air dan di dalam rumah kaca juga terdapat genangan air karena ada kebocoran disana-sini. Sehingga membuat sedikit tergangu. Suasana rumah kaca yang Nampak begitu terang benerang mungkin yang membuat orang-orang suka sekali mengambil foto dengan latar belakang ikon taman menteng ini.

Memang kehadiran baca-baca di taman di depan rumah kaca selalu saja di tunggu sebagai ajang mempererat silahturahmi dan berkomunikasi secara langsung berbagi cerita dan membahas sebuah buku. Buku-buku bacaan yang kami miliki memang masih belum banyak sehingga mungkin ada yang mau mendonasikan buku atau tas ransel untuk membawa buku kami masih menerima donasi kalian semua dan terima kasih sebelumnya yang telah mendonasikan buku, mensuport kehadiran kami dan juga yang mencaci-maki, membusukkan kegiatan ini serta mengkritisi agar kami lebih baik dan tetap menjaga semangat.

Terima kasih yang telah berkunjung dan yang malu-malu apa lagi Cuma bergosip memaki penuh kebencian anggap saja angin yang keluar sepertinya berbau tapi tak terlihat :0. Terima kasih untuk semuanya baik yang suka maupun tidak suka.

Sampai ketemu di sabtu 26 april 2014 penutupan baca-baca di taman di bulan ini yeaah. Bawa buku, buka dan baca di taman. Mau pintar kenapa musti bayar !!

R T _ruangmenataplangit

Senin, 14 April 2014

peraturan taman kota

Iseng-iseng jalan ke taman eeh tau-taunya sekarang ada peraturan yang banyak bingit ditaman aduuh bikin saya kurang paham maksud dan tujuanya. Enak tenan jalan-jalan di taman menghirup segarnya udara penuh dengan peepohonan.
Liat aja kalau berkunjung ke taman, ini ada banyak bingit “dilarang”-nya (mulai dari yang kiri atas).


1. Dilarang menginjak rumput (padahal itu mungkin kodratnya rumput ketika pertama kali diciptakan Tuhan, yaitu untuk DIINJAK, karena rumput tumbuh di bawah).

2. Dilarang mengamuk dan membelah kursi (which is that is why people go to park for the first place).

3. Dilarang memberi mawar kepada wanita yang tidak dikenal apa lagi istri orang bisa menimbulkan percekcokan.

4. Dilarang berkendaraan di taman apa menggunakan helm saat anda naek kendaraan bermotor (hmmmm....) di taman, aneh juga ya pada hal kayaknya banyak kemarin2 pas di taman ada yang berkendaraan di dalam taman.

5. Dilarang membuang dan meremah2 nggak jelas ke taman, jagalah kebersihan.

6. Dilarang meninggalkan gerobak sendirian (atau mungkin gerobak hantu dilarang berjualan di sini, soalnya yang jual nggak keliatan bikin takut pengunjung taman).

7. Dilarang menendang botol raksasa bisa menimbulkan cedera atau patah tulang, kalau mau resiko di tanggung sendiri.

8. Raksasa dilarang memukuli pohon kecuali mempunyai izin dari petugas.

Oke bingit’s kan ...sangat masuk akal bukan larangan2nya bro,sis, non, om, dek?
Tulisan ini cuman guyonan belaka dari pada Lau pada tegang mikin pemilu siap yang menang dan yang stress kalau kalah hehehe

S A untuk ruangmenataplangit.blogspot.com

  

Hey Saturday


Baca-baca di taman 12/04/14


Halo ketemu lagi di hari sabtu 12 April 2014. pertemuan kedua di bulan April di temani oleh hujan yang begitu setianya mengiringi langkah sepanjang bulan ini. Langit sore ini Nampak berawan tapi tak mau turun hujan, cuaca serasa sejuk mengiringi langkah kami menuju taman menteng yang sepertinya sebuah ritual yang tak bisa di tinggalkan untuk membuka baca-baca di taman di depan rumah kaca. Rumah kaca menjadi sebuah icon Taman Menteng yang menjadi tempat favorite untuk berfoto bersama atau selfie wow. Membaca buku bersama, walau kadang tak bisa membaca dengan khusuk tapi inilah ajang ketemu kangen yeah kata lainya bisa di bilang sebagai ajang silahturahmi atau pun ketemu teman-teman baru yang kebetulan sengaja apa tidak sengaja mereka singgah ke taman menteng untuk menikmati malam yang tak terlalu panjang karena terkadang begitu singkat begitu banyak cerita dan pengalaman yang baru di baca-baca di taman.


Hmm.. baca-baca di taman malam ini sambil menatap langit yang setidaknya memberikan kesempatan. Dengan langit yang cerah untuk berkumpul di taman dengan teman-teman dengan segala kesibukan masing-masing. Mungkin terkadang rasa bosan datang atau jenuh dengan segala rutinitas yang membuat kehidupan ini terasing dengan lingkungan dan hubungan dengan manusia lainya. Interaksi  sosial terkadang hanya melalui gadget saja jadi rasanya kurang afdol kalau tak kopi darat. Bertemu langsung merasakan emosi dan berinteraksi serta bergembira berbagi cerita tak perlu lagi tergantung dengan teknologi komunikasi yang kian canggih tapi jadinya mengontrol hidup kita menjadi ketergantungan, lucu juga pemandangan sepasang kekasih yang duduk di bangku taman yang kalau untuk duduk hanya cukup untuk bertiga tapi kebanyakan malam ini bangku taman di duduki oleh pasangan kekasih yang sedang bermalam mingguan tapi sedikit aneh dan lucu mereka berdua saling diam dan menatap gadget masing-masing hahaha giliran jauh saja minta ketemuan pas ketemu nyari yang jauh yang deket tapi malah menjadi jauuh ..Yeah sampai ketemu sabtu depan di Taman Menteng di depan rumah kaca, bawa buku, buka dan baca di taman.

Uu ruangmenataplangit


Senin, 07 April 2014

Revolusi Agustus ‘45

Revolusi Agustus ‘45

Kudeta April 2014 Menteng
Sesi BIR..BIncang Ringan

Salam dan bahagia sabtu malam minggu di depan umah kaca, taman menteng yeah kudeta berkumpul dengan teman di awal bulan yang begitu terasa tak menentu cuaca yang anomaly serta para kontentan pemilu 2014 yang semakin mendekati masa pemungutan suara. Minggu tenang mengarahkan masa pada akhir kampanye yang tak terlalu menjadi antusias rakyat kebanyakan karena semuanya itu hanya menjadi sebuah ironi dimana yang katanya berdaulat di bidang politik, berkepribadian dalam budaya serta berdikari dalam bidang ekonomi tapi hanya jargon dan propaganda yang bermodal uang yang bisa menjadi wakil rakyat sementara rakyat hanya sebagai penonton. Revolusi agustus ’45 belum di jalankan yang ajadi pesimisme didalam masyarakat tak percaya lagi dengan elit poltik dan partai yang menjadi wakil sebuah oligarki kepentingan yang ingin berkuasa dan mepertahankan kekuasaan demi mengisap kekayaan alam untuk para kapitalisme dan imperialism yang berbaju baru yaitu neoliberalisme. Rakyat hanya di sanjung-sanjung ketika di butuhkan saat pemilu saja, kalau ada partai yang semacam ini Cuma hanya mengazaskan manfaat kalau sudah terpenuhi keinginanya rakyat malah di ditindas dengan kenaikan keutuhan hidup yang semakin mencekik yang katanya mereka wakil rakyat atau mengusung partai atas nama rakyat tapi rakyat yang mana? Rakyat segelintir golongan yang berkuasa saja serta anteknya kebagian ciparatan saja

Setelah 68 tahun, dimana pada tahun 1945. Ketika kemerdekaan negeri ini diproklamirkan, cita-cita yang terukir di benak setiap orang Indonesia kala itu adalah: masyarakat adil dan makmur.Suara rakyat bukan suara golongan berkuasa mengatasnamakan rakyat tapi mengekploitasi rakyat. Revolusi agustus ’45 dengan semangat membangun bangsa dan Negara lewat sebuah pertarungan kekuasaan secara damai yaitu dengan pemilu. Tapi sampai sekarang mana mereka yang mengatas namakan sebuah intustusi Negara dengan ideology Pancasila tapi tak ada satu pun sila yang di jalankan secara konsekwen Cuma jadi hiasa kata-kata pemanis belaka dan UUD’45 Cuma hanya jadi tameng mereka untuk menipu rakyat, akan tetapi mereka tak pernah menjalankan, hanya menjalankan apa kata pemodal (kapitalisme).

Rakyat pemsimis dengan pemilu yang akan melahirka penindasan baru atau sebuah optimisme adanya pemerintahan dan wakil rakyat yang lebih baik seperti judi tapi judi yang menang pasti Bandar yang punya modal dengan tipu muslihat menghipnotis rakyat yang dengan citra merakyat tapi nyatanya tak pernah menjalankan amanat rakyat dalam pasal 33 UUD’45 bahwa sesunguhnya yang menyangkut hak hidup adalah eberada di dalam control rakyat tapi nyatanya mereka menjualnya kepada pemilik modal asing. Beginilah demokrasi liberal.

Demokrasi Liberal Tidak Menjawab Persoalan Rakyat, Dalam sejarah Indonesia pernah menerapkan sistim demokrasi liberal, yakni dari tahun 1950 hingga tahun 1959. Saat itu Indonesia tergelincir dalam ketidakstabilan politik dan pertikaian antar golongan. Bung Karno juga mengeritik dari sebuah esensi demokrasi liberal itu, yang hanya memberikan kebebasan atau persamaan/kesetaraan di biadang politik saja, tetapi tidak ada persamaan di dalam bidang ekonomi. sekalipun setiap warga negara dianggap punya hak yang sama di lapangan politik, tetapi pada kenyataannya hampir semua lembaga politik dikontrol kaum pemilik modal.

“Siapa yang menang, ya, mereka yang pasti punya modal besar. Mereka yang menguasai semua alat propanda, seperti lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, media massa, universitas, dan lain-lain. Mereka bisa membeli suara rakyat yang dimiskinan oleh system yang busuk (baca;kapitalisme). Mereka juga bisa membeli loyalitas lembaga pelaksana pemilhan umum.

“Bung Karno tidak setuju dengan konsep demokrasi liberal itu. Menurutnya, demokrasi liberal hanya melahirkan lingkungan politik yang tidak stabil dan memicu perpecahan bangsa. Dan itu tidak relevan dengan konteks perjuangan melikuidasi kolonialisme dan imperialisme,” orde baru Soeharto boleh tumbang tapi orde barunya tetap terbaharukan dengan system yang terus berevolusi dengan para pemimpin yang menjadi agen neoliberalisme mencengkram dengan tak sadar bahwa sepenuhnya kita dijajah dengan kebijakan yang membuat rakyat tak punya kekuatan lagi dan dimiskinkan baik ekonomi maupun kesadaran politik.
Tanpa sebuah program yang jelas berdasarkan kepetingan rakyat sosialime bukanya seperti sekarang yang dijalankan adalah demokrasi liberal sebagai “pemerintahan dari pasar, oleh pasar, dan untuk pasar. Itu sudah sangat  jelas sekali. Lihat saja, sesengit apapun perdebatan di parlemen, mereka tak boleh mengganggu kebebasan pasar. hampir semua kebijakan dari parlemen juga adalah UU pro pasar liberal. demokrasi liberal kepada pasar, kepentingan mayoritas rakyat ditindas. Ia mencontohkan, demi kenyamanan investasi, pemerintahan liberal melaksanakan praktek politik upah murah, perampampasan tanah milik kaum tani, dan penghancuran layanan publik.

Dalam demokrasi liberal, yang kuat bebas menindas yang lemah. Yang kaya makin kaya, sedangkan mayoritas rakyat terjerumus dalam kemiskinan. Maklum, kue ekonomi hanya dinikmati segelintir kelompok orang, Lebih jauh lagi, karena yang kuat akan berkuasa, ia bisa menggunakan hukum untuk menindas yang lemah dan termiskinkan. Dalam berbagai ajang pemilu, baik Pemilu nasional maupun Pilkada, selalu saja kelompok pengusaha dan mereka yang punya uang yang bisa maju sebagai kandidat. Akibatnya, kehidupan politik Indonesia makin didominasi oleh kalangan elit politik tradisional dan pengusaha. sistem politik seperti di atas sangat tidak sehat karena berbiaya tinggi, sarat dengan politik uang, dan cenderung pro-pasar/pemodal. “Dulu, ketika orang terjun ke politik, modal utamanya adalah gagasan dan program-program perjuangan. Sekarang orang terjun ke politik, syarat utamanya harus punya modal yaitu uang, popularitas, dan punya koneksi dengan kekuasaan. Lalu apa lagi yang di harapkan pemilu dengan GOLPUT atau memilih yang terbaik di antara yang terburu karena tak punya program yang kerakyatan bukan hanya slogan dan janjinya saja, adapun perubahan bisa di laksanakan dengan perjuangan dimana ratu adil (rakyat turun angkat bedil) menghendaki ketika rakyat tersadarkan sudah muak dan terorganisir. Dengan kesadaran bahwa selama ini UUD’45 dan pancasila telah di selewengkan demi kekuasan selelintir orang demi kepentingan kelompoknya. Disaat itulah rakyat yang menjadi hakim bukanya sebuah oligarki kekuasaan yang pro terhadap neo-lib.

Uu ruangmenataplangit




KUDETA APRIL 2014

baca-baca di taman_ Sabtu, 5 april 2014

Selamat malam ketemu di bulan april, saat berkudeta (berkumpul dengan teman) di baca-baca di taman, seperti biasa walau pun Jakarta bertambah macet karana pada saat bersamaan ada para peserta kampanya yang hendak pulang ke rumah masing-masing para partai mengarahkan masa besar-besaran karan ini adalah akhir dari kampanye menjelang pemilu 9 April 2014 nanti.

Taman menteng selamt malam yeah, menampakan aktifitas ruang public seperti biasanya banyak yang berkumul disana. Setelah baca-baca di taman meliburkan diri pada akhir bulan Maret kemarin karena bertepatan dengan hari raya nyepi.

Membuka kain bendera merah dan hitam sebagai alas untuk mengelar buku-buku dan zine di depan rumah kaca, pengunjung taman banyak yang baru-baru sehingga ketika melihat kegiatan baca-baca di taman nampak melihat dengan aneh di kira jualan buku tapi ya sudahlahitu persepsi, mereka memang yang gelar beginian dilihatnya dagang saja. Sudah di temple poster mau pintar kenapa musti bayar! Gratis, tapi malah ngak ngeh mungkin atau malas untuk membaca karan minat baca di sini sangat sedikit, malahan kalau ada orang luar negri mereka sempat mampir melihat buku dan zine sambil berbincang-bincang walau dengan kemampuan kami berbicara bahasa asing ala kadarnya.

Baca-baca di taman sambil menatap langit malam yang mendukung perjumpaan di awal bulan April. Baca-baca di taman menteng ini sekarang pake HTM loh tapi bukanya nominal uang taoi dengan membawa buku,makanan, alat music yang menandakan mereka berpartisipasi dan jangan lupa bawa buku, buka dan baca di taman yeaah mau pintar kenapa musti bayar di tutup dengan hujan datang di taman menteng sampai ketemu lagi


Uu ruangmenataplangit