Kamis, 26 Juni 2014

JKT 487


Ketemu sabtu malam minggu lagi di taman menteng di baca-baca di taman, 21 juni 2014 hmm esok harinya Jakarta berulang tahun dan semakin tua dan menggoda para pencari rezeki sebgai pusat segalanya dari sebuah ibu kota republik ini.


Jalanan Jakarta begitu ramai, di sana-sini ada panggung perayaan HUT JAKARTA 487. Taman Menteng yang kemarin sedikit sepi malam ini lumayan ramai pengunjungnya. Menatap langit malam ini menjelang ulang tahun Jakarta ke 487 semarak penuh kemang api.


Mau pintar kenapa musti bayar sudah hampir yang ke dua tahun berjalan, tanpa semangat dan keyakinan tak akan dapat berjalan. Satu tahun Sembilan bulan di bulan Juni minggu ke tiga ini baca-baca di taman.


Pemilu capres dengan kampanye yang semakin tak objektif lagi diman-mana kampanye hitam yang saling menjelek-jelekan, perpecahan rakayat yang saling mendukung capresnya bukan soslusi tetapi pemilukan bukanya harus mepererat persaudaraan dan melekatkan persatuan bukanya mengompori akar rumput, rakjat sejak dari dulu di jadikan korban dengan politik adu domba semenjak dari kolonial belanda. Kalau benar-benar untuk kepetingan rakyat ingat rakyat butuh bukti jangan Cuma obral dan ingar janji.



Kolektif media kbbt ruangmenataplangit

Senin, 16 Juni 2014

Bulan Juni Baca-Baca di Taman Yeah



Di bulan juni minggu ke 2

Hujan sepanjang hari di bulan juni hmm.. merupakan hujan yang tidak pada musimnya, mungkin juga alam sudah rusak sehingga siklus penghujan dan kemarau menjadi tak pada waktunya. Awan mendung sepanjang hari sabtu ini akhirnya air tumpah juga. Yeaah.. hujan dan macet membuat perjalanan kami terlambat menuju Taman Menteng tempat dimana membuka baca-baca di taman.



Sabtu ini banyak sekali halangan dari tas yang jebol karana usia dan kelebihan beban untuk memuat buku-buku. Dan kain untuk alas buku pun sedikit basah karena hujan tapi buku-buku terselamatkan. Malam minggu ini baca-baca di taman telat hampir sejam untuk sampai di taman menteng Jakarta macet sekali dan angkutan umum sedikit jarang. Akhirnya sampai juga di sambut Susana taman menteng yang senyap sekali sehabis hujan ini. Malam ini kami tidak menggelar buku-buku, majalah, zine karena alas kain bendera sedikit basah dan akhirnya hanya berkumpul berbagi cerita , bernyanyi walau dengan alat ala kadarnya tapi masih berutungnya masih ada semangat untuk berkumpul dan tetap membauka baca-baca di taman walau pun sebagian kawan-kawan yang lebih mementingkan menonton piala dunia dari pada berkumpul menatap langit di ruang terbuka yeaah.

Hamabatan, rintangan menjadi bumbu dari hidup yang membuat hidup semakin hidup bukanya menjadi datar kaya layar monitor yang sering kita pandangi untuk melarikan diri ke dunia maya yang begitu membunuh waktu sehingga terkadang lupa mengerjakan sesuatu yang belum diselesaikan.


Uu ruangmentaplangit

Selasa, 10 Juni 2014

KUDETA BACA-BACA DI TAMAN JUNI 2014

KUDETA TAMAN MENTENG

Yeah.. ketemu di bulan juni 2014 baca-baca di taman. Kudeta (kumpul dengan teman) di depan rumah kaca taman menteng setiap sabtu malam minggu yang merupakan ritual tiap minggu untuk berkumpul ketemu langsung di ruang publik setelah hampir seminggu disibukan aktifitas yang teralienasi dari kehidupan sosial kita sebagai manusia. Dalam suatu negara modern seperti saat ini di ibaratkan sebagai komunitas politik yang raksasa. Dalam komunitas politik, setiap warga negara mewujudkan tindakannya demi kehidupan bersama. Menurut Aristotele, manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri, karena ia selalu membutuhkan pertolongan orang lain mahluk sosial. manusia hidup dalam masyarakat dan membentuk polis, sehingga manusia menurut Aristotele pada hakekatnya merupakan zoon politikon, yaitu makhuk yang hidup dalam polis. Manusia mesti di maknai hanya jika ia di mengerti dalam kehidupan bersama. Hal itu di mungkinkan dengan cara melihat manusia berdasarkan tindakannya di ruang publik. Ruang publik dan ruang privat sama-sama memiliki kepentingan.



Kudeta ..kumpul dengan teman di awal bulan Juni berbagi cerita, berbincang ringan yeah. Membuka-buka buku di taman walau pun tak terlalu konsen untuk membacanya karena ada kawan-kawan yang lama tak datang kembali hadir di baca-baca di taman.


Hmm Cuaca tampak tak akan turun hujan seperti di akhir bulan Mei 2014 malam minggu kemarin. Dan baca-baca di taman di awal bulan Juni berjalan seperti biasanya. Menatap langit malam yang begitu indah penuh harapan dan mimpi yang harus di wujudkan biar tidak menjadi utopis belaka. Tak terasa sudah satu tahun Sembilan bulan baca-baca di taman ini berjalan. Dan Susana menjelang dua tahun ini juga sedikit sepi berbarengan dengan menjelang pemilu presiden, piala dunia, puasa dan hari raya lebaran. Hmm konflik antar pendukung semakin terlihat, rakyat semakin terbawa situasi dan seharusnya pemilu presiden yang sama-sama ingin membangun bangsa dan Negara jangan sampai rakyat yang menjadi  korban. Pemilu bukan sekedar pesta bagi-bagi kue kekuasaan, pemilu adalah ajang membangun persatuan membangun Negara yang berdaulat dari cengkraman neoliberalisme .


Tim Kolektif Media kbbt ruangmenataplangit

Selasa, 03 Juni 2014

Hujan di akhir Bulan Mei 2014

Baca-Baca di Taman akhir Mei 2014


Yeah ketemu lagi di sabtu malam minggu di akhir bulan Mei dengan guyuran hujan saat malam datang menyapa. Penutupan baca-baca di bulan Mei 2014 ini dengan guyuran hujan dan awan mendung menyelimuti sepanjang pagi hingga siang dan malam pun akhirnya air pun tumpah dari langit menyatakan salam perpisahan di bulan Mei.

Hujan menguyur begitu deras datang ketika sudah berada di dalam bus kota jadinya aman dan terkendali buku-buku di dalam tas jadinya selamat tak basah kehujanan. Tak terasa baca-baca di taman sudah satu tahun Sembilan bulan tepat pukul 12:00 pergatian bulan Mei ke Juni sedikit lagi tahun kedua di lalui.

Tukang nasi goreng, tukang kopi keliling sama tukang parkir asyik bersenda gurau berteduh di teras rumah kaca dengan suasana gerimis setelah hujan sedikit lebat mengguyur hampir satu jam durasinya, taman menteng menjadi sepi seakan mirip taman pemakaman yang angker, tapi setelah hujan rintik semakin menjauh dari taman hmm.. satu persatu gerombolan orang-orang berdatangan menikmati malam yang kadang terlalu singkat ini di taman.

Menatap langit setelah langit tampak bersedih banyak konflik makin dipanaskan oleh situasi yang sebenarnya tak perlu di selesaikan dengan cara-cara kekerasan, karena dorongan pihak lain konflik jadinya makin jadi aduuh domba dia adu-adu terus semenjak jaman kolonial.

 “Hari depan revolusi Indonesia bukanlah menuju ke kapitalisme, dan sama sekali bukan menuju ke feudalisme… Hari depan Revolusi Indonesia adalah masyarakat adil dan makmur atau… Sosialisme Indonesia” -
(Soekarno)

Bus way, M R T ..eehh ngomong-ngomong ..NgeBIR dulu ahh bincang ringan apa lagi pas kejadian di atas bus kota dengan rintikan air hujan yang deras aduh lagi konflik horizontal ya pertama soal perut yang ngamen pada tidak mau mengantri saling dulu-duluan mengamen jadinya dua-duanya malah berkelahi jadi tidak dapat uang, anehnya yang duduk di belakang bangku lagi-lagi debat soal dukung-mendukung capres idolanya yang berdasarkan ketokohan semata. Pada hal kalau dilihat dua-duanya sama mengusung platform anti neoliberalisme. Politik Indonesia sudah mengarah ke polarisasi. Sayang, polarisasinya bukan berdasarkan ideologi, tapi dengan patron yangmelahirkan fanatisme ketokohan. Ini yang bisa menjadi amunisi yang sangat dasyat bagi imperialisme di masa mendatang untuk menciptakan konflik horizontal berkepanjangan di dalam memecah belah persatuan dengan politik adu domba.

Menjelang perubahan secara damai yaitu pemilu di Indonesia setelah pemilihan legislatif , kini saatnya pemilihat presiden secara langsung oleh rakyat dan 2014 ini ada dua calon presiden yang sama-sama dengan visi misi yang kurang lebih hampir sama sebelas dua belas ..lah dengan bangga keduanya mengusung semangat menegakkan kedaulatan nasional. Pasangan Capres-Wapres Jokowi-JK yang diusung oleh PDIP dan beserta koalisinya: PKB,NASDEM,HANURA mempropagandakan Tri Sakti ajaran Bung Karno yang melandaskan  Kedaulatan dalam Bidang Politik, Berdikari secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam  Budaya. Dan Koalisi Merah Putih diusung GERINDA,PPP,PKS,PAN,GOLKAR,PBB yang mengusung Capres-Wapres Prabowo-Hatta yang dalam berbagai orasi politiknya lebih banyak mengkritik situasi dan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia yang terjerat pada kepentingan asing dan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih terbelenggu oleh kemiskinan, Prabowo juga menawarkan bangsa ini untuk kembali pada filsafah bangsa, yaitu Pancasila dan UUD 1945, terutama Pasal 33 UUD 1945.

Tegakkan Revolusi Agustus di dalam Manipol Usdek disebut persoalan-persoalan pokok Revolusi Indonesia ialah : dasar/tujuan  dan kewajiban Revolusi Indonesia, kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia, sifat dan hari depan  serta musuh-musuh Revolusi Indonesia Tegakkan revolusi agustus bangun persatuan dan jangan sampai rakyat yang jadi korban itu kalau benar-benar sebagai presiden pilihan rakyat. Dan bagaimana suatu perjuangan harus dilaksanakan agar dapat tercapai suatu masyarakat yang adil, masyarakat sosialis, yang bebas daripada exploitation de lhomme par lhomme (penghisapan manusia oleh manusia). Setelah selesainya revolusi nasional demokratis maka kita menuju ke terciptanya masyarakat sosialis ala Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

kolektif media KBBT