Baca-Baca di Taman akhir Mei 2014
Yeah ketemu lagi di sabtu malam
minggu di akhir bulan Mei dengan guyuran hujan saat malam datang menyapa.
Penutupan baca-baca di bulan Mei 2014 ini dengan guyuran hujan dan awan mendung
menyelimuti sepanjang pagi hingga siang dan malam pun akhirnya air pun tumpah
dari langit menyatakan salam perpisahan di bulan Mei.
Hujan menguyur begitu deras
datang ketika sudah berada di dalam bus kota jadinya aman dan terkendali
buku-buku di dalam tas jadinya selamat tak basah kehujanan. Tak terasa
baca-baca di taman sudah satu tahun Sembilan bulan tepat pukul 12:00 pergatian
bulan Mei ke Juni sedikit lagi tahun kedua di lalui.
Tukang nasi goreng, tukang kopi
keliling sama tukang parkir asyik bersenda gurau berteduh di teras rumah kaca dengan
suasana gerimis setelah hujan sedikit lebat mengguyur hampir satu jam
durasinya, taman menteng menjadi sepi seakan mirip taman pemakaman yang angker,
tapi setelah hujan rintik semakin menjauh dari taman hmm.. satu persatu
gerombolan orang-orang berdatangan menikmati malam yang kadang terlalu singkat
ini di taman.
Menatap langit setelah langit
tampak bersedih banyak konflik makin dipanaskan oleh situasi yang sebenarnya
tak perlu di selesaikan dengan cara-cara kekerasan, karena dorongan pihak lain konflik jadinya makin
jadi aduuh domba dia adu-adu terus semenjak jaman kolonial.
“Hari depan revolusi Indonesia bukanlah menuju
ke kapitalisme, dan sama sekali bukan menuju ke feudalisme… Hari depan Revolusi
Indonesia adalah masyarakat adil dan makmur atau… Sosialisme Indonesia” -
(Soekarno)
Bus way, M R T ..eehh
ngomong-ngomong ..NgeBIR dulu ahh bincang ringan apa lagi pas kejadian di atas
bus kota dengan rintikan air hujan yang deras aduh lagi konflik horizontal ya
pertama soal perut yang ngamen pada tidak mau mengantri saling dulu-duluan mengamen
jadinya dua-duanya malah berkelahi jadi tidak dapat uang, anehnya yang duduk di
belakang bangku lagi-lagi debat soal dukung-mendukung capres idolanya yang
berdasarkan ketokohan semata. Pada hal kalau dilihat dua-duanya sama mengusung platform anti neoliberalisme. Politik
Indonesia sudah mengarah ke polarisasi. Sayang, polarisasinya bukan berdasarkan
ideologi, tapi dengan patron yangmelahirkan fanatisme ketokohan. Ini yang bisa
menjadi amunisi yang sangat dasyat bagi imperialisme di masa mendatang untuk
menciptakan konflik horizontal berkepanjangan di dalam memecah belah persatuan
dengan politik adu domba.
Menjelang perubahan secara damai yaitu pemilu
di Indonesia setelah pemilihan legislatif , kini saatnya pemilihat presiden
secara langsung oleh rakyat dan 2014 ini ada dua calon presiden yang sama-sama
dengan visi misi yang kurang lebih hampir sama sebelas dua belas ..lah dengan
bangga keduanya mengusung semangat menegakkan kedaulatan nasional. Pasangan
Capres-Wapres Jokowi-JK yang diusung oleh PDIP dan beserta
koalisinya: PKB,NASDEM,HANURA mempropagandakan Tri Sakti ajaran
Bung Karno yang melandaskan Kedaulatan dalam Bidang Politik, Berdikari
secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Budaya. Dan Koalisi Merah Putih
diusung GERINDA,PPP,PKS,PAN,GOLKAR,PBB yang mengusung
Capres-Wapres Prabowo-Hatta yang dalam berbagai orasi
politiknya lebih banyak mengkritik situasi dan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia
yang terjerat pada kepentingan asing dan berdampak pada tingkat kesejahteraan
masyarakat yang masih terbelenggu oleh kemiskinan, Prabowo
juga menawarkan bangsa ini untuk kembali pada filsafah bangsa, yaitu Pancasila
dan UUD 1945, terutama Pasal 33 UUD 1945.
Tegakkan Revolusi Agustus di dalam
Manipol Usdek disebut persoalan-persoalan pokok Revolusi
Indonesia ialah : dasar/tujuan dan kewajiban Revolusi Indonesia,
kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia, sifat dan hari depan serta
musuh-musuh Revolusi Indonesia Tegakkan revolusi agustus bangun persatuan dan
jangan sampai rakyat yang jadi korban itu kalau benar-benar sebagai presiden
pilihan rakyat. Dan bagaimana suatu perjuangan harus dilaksanakan agar dapat
tercapai suatu masyarakat yang adil, masyarakat sosialis, yang bebas daripada
exploitation de lhomme par lhomme (penghisapan manusia oleh manusia).
Setelah selesainya revolusi nasional demokratis maka kita menuju ke terciptanya
masyarakat sosialis ala Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
kolektif media KBBT