Senin, 07 Oktober 2013

Malam Minggu di Depan Rumah Kaca



perayaan 82 tahun Mak Tirah , salah lilin jadi 86


“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya

(Rumah Kaca, h. 46)”
Pramoedya Ananta Toer


Setelah senja menyapa malam dan langit nampak langit mendung tertutup awan. Hujan mengguyur bumi, harum tanah basah dan gundukan tanah merah di tepian jalan dan tumpukkan karung-karung bertumpuk, pembenahan drainase Jakarta menyambut awal musim penghujan mengantisipasi datangnya banjir. 

Selamat datang Oktober, meninggalkan September yang penuh kegalauan akibat ekonomi yang tak menentu setelah kenaikan BBM dan hari raya yeah. Baca-baca di awal bulan ini sepertinya special karena bertepatan dengan perayaan 82 tahun emak Tirah yang selalu memberi semangat tanpa lelah. 

potong kuenya_komazine-kbbt

happy b'day _komazine - kbbt

depan rumahkaca_komazine-kbbt
Malam ini langit begitu cerah setelah hujan berhenti menghangatkan suhu Jakarta yang panas. Malam minggu di taman menteng di depan rumah kaca, hmm mungkin jadi teringat seperti novelnya Pramoedya Anata Toer yang berjudul sama RUMAH KACA. Tetrapologi pulau buruh ditulis sewaktu pramoedya ananta toer masih mendekam dalam kamp kerja paksa tanpa proses hukum pengadilan di pulau buru. Konon sebelum dituliskan, roman ini dicerita ulangkan oleh penulisnya kepada teman-temannya di pulau tesebut. Hal ini mengisyaratkan dua hal, kesatu bahwa penulisnya memang menguasai betul-betul cerita yang dimaksud. Kedua, agar cerita tersebut tidak menghilang dari ingatan yang tergerus oleh datang perginya peristiwa dan seiring usia yang kian meringsek kedepan.

Malam minggu depan rumah kaca dengan sebuah perayaan penuh dengan kebersamaan dan tetap berkudeta ..berkumpul dengan teman yeah sampai jumpa minggu depan ..MAU PINTAR KENAPA MUSTI BAYAR !


Uu ruang mentap langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar