Senin, 11 Agustus 2014

Baca-baca di taman 9 Agustus 2014




Selamat malam ketemu lagi di baca-baca di taman setelah libur dua minggu menyambut hari raya Idhul Fitri. Kudeta (kumpul dengan teman) di bulan Agustus, Jakarta hari ini masih sedikit agak sepi aktifitas belum berjalan seperti biasanya. Baca-baca di taman di hari sabtu malam minggu merupakan tempat bersilahturahmi apa lagi setelah libur yang tak terlalu panjang ini.

Menatap langit malam di taman menteng yang merupakan seperti sebuah oase di tengah kota Jakarta yang semakin penuh sesak dengan bangunan yang menutup ruang untuk menatap luasnya langit.lalu linta di sekitaran yang ramai tapi lancar memang terlalu hiruk pikuk. Tapi di taman ini, sepertinya memang di antar untuk menikmati ruang terbuka hijau yang memberi udara segar dari polusi buangan kendaraan bermotor yang semakin menyesakkan udara. Udara segar, pepohonan, suara burung, kerumunan orang berkumpul sambil bersantai menikmati suasana taman seakan menjadi jeda dari riuhnya dan semerawudnya lalu lintas .

Rumah kaca sebagai penanda kota

Taman Menteng berada di Jalan HOS Cokroaminoto. Taman Menteng memiliki luas 24.546 m2 dibatasi Jalan Prof. Moh. Yamin di sebelah utara, Jalan Situbondo di sebelah selatan, Jalan Kediri di sebelah timur, dan Jalan HOS Cokroaminoto di sebelah barat. Aksesibilitas ke Taman Menteng dapat ditempuh dari berbagai arah seperti dari arah Monumen Selamat Datang melalui Jalan Sutan Syahrir, dan dari arah Salemba melalui Jalan Prof. Moh. Yamin.

Rumah Kaca sebagai penanda kota. Ruang terbuka seperti taman kota semakin penting. Terlebih lagi dengan taman kota seperti Taman Menteng Jakarta, yang selain memenuhi fungsinya sebagai lahan terbuka hijau di tengah kota juga memiliki kelebihan lain, seperti letaknya yang strategis di tengah pusat ekonomi dan hiburan serta memiliki pencitraan yang baik berkat nilai historisnya yang kuat dan pemugaran yang cukup berhasil dengan hadirnya ikon baru berupa rumah kaca. Walau pun pencahayaan sekitar Taman Menteng sedikit kurang memberikan penerangan tapi sedikit remang-remang. Seharusnya rumah kaca sebagai sebuah ikon baru penanda kota terkadang seharusnya terang tapi sedikit remang-remang menjadikan sebuah estetika taman yang seharusnya di nikmati menjadi sedikit kehilangan pesonanya.

Penanda kota yang tak lagi terawat kalau hujan tiba bocor dan airnya membasahi lantai rumah kaca yang seperti biasanya kosong tanpa ada kegiatan untuk publik itu sendiri. Rumah kaca sebagai penanda yang tak di pergunakan untuk kepentingan publik.

Tim kolektif media KBBT_ ruangmenataplangit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar