Bulan sabit melengkungkan senyuman malam ini nampak di
langit setelah hujan berhenti dan di susul malam pun dengan langit yang nampak
cerah dan terjebak di dalam angkutan kota yang kurang layak mogok di tengah
perjalanan hmm
Sedikit telat membuka baca-baca di taman malam ini,
menunggu kawan lainnya sudah ada kawan yang menunggu kebetulan mereka lagi
hunting di taman menteng. Jam 20:10 wib baru kita bersiap membuka acara
baca-baca di taman “Kalian boleh maju
dalam pelajaran, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang
pandai” ~Pramoedya Anata Toer.
Baca-baca di Taman malam ini kehadiran kawan media Republika dan Kompas yang datang untuk melihat baca-baca di taman tapi
republika yang datang tak ketemu karena kami belum membuka baca-baca di taman
dan kebetulan mengontak kawan yang dalam perjalanan dan kebetulan hpnya low bat.
Akhirnya kompas yang datang sekitara jam 21:50 wib yang telah mengontak hari
kami lalu untuk datang meliput kegitan kami.
Ruang terbuka publik di Jakarta memang sangat minim
dan terbatas di abaikan begitu saja. Mungkin bisa di ingat, seberapa sering kita
berkumpul atau berdiskusi dengan kawan, saudara di ruang terbuka sambil menatap
langit yang memanyungi dan pepohonan rindang. Mungkin kita sering berada di
ruang tertutup beratapkan plafon diman kita harus membayar minuman secangkir kopi
atau limun bisa juga segelas bir dingin dan
hangatnya teh untuk dapat
menggunakanya. Ruang terbuka meliki fungsi yang sangat penting, sebgai
tempat/wadah ineterkasi sosial yang bisa dinikmati dengan Cuma-Cuma. Ruang publik yang hijau dan berfunsi ekologis, bagi perkembangan kota seperti Jakarta sebagai
pusat ekonomi dan pemerintahan. Kota Jakarta yang pesat cenedrung di tandai
dengan perkembangan secara fisiknya, seperti bangunan gedung yang hendak mencakar-cakar
langit yang dianggap sebagi simbol kemakmuran. Banyak terjadi privatisai
lahan-lahan kota oleh mereka yang bermodlakan uang dan kekuasaan.
Menatap langit malam di taman menteng, berbincang
ringan tentang sebuah presitise yang membuat penjualan sebuah produk akhirnya
meperoleh laba yang sangat fantastis tapi hidup buruhnya tak layak untuk hidup
yang sederhana sekalipun apa lagi dengan kenaikan BBM yang suka tidak suka
berpengaruh dengan hidup yang layak bagi rakyat yang semakin sulit dalam
perekonomian belum lagi dengan gaya hidup konsumtif yang menjadi gaya hidup.
uu--ruangmenataplangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar