Senin, 25 November 2013

Malam Minggu di Taman IV



Malam Minggu di Taman Menteng
baca-baca di taman

Sabtu ini tak terlihat mendung di bulan November yang intensitas hujan begitu sering turun membasahi tanah yang penuh debu dan polusi. Baca-baca di taman di Taman Menteng bisa berjalan dengan seperti biasanya karena di ruang terbuka jadinya kalau hujan ya mau tak mau sedikit tergangu namanya juga dengan atap langit menaungi ruang terbuka. 

Menatap langit malam di taman menteng adalah sebuah ruang yang terbuka untuk sejenak menatap langit tanpa bintang-bintang atau di penuhi dengan bintang-bintang menghiasinya. Terjebak rutinitas tiap hari dan rutinitas menjadi suatu belenggu yang membosankan, menjauhkan dan mengalienasi dari kehidupan sehari-hari.
baca-baca di taman

Mau pintar kenapa harus bayar, kenapa kalau pintar harus bayar hehehe ketika semua di komuditaskan apa lagi yang selalu mejual kemiskinan, sudah miskin di jual-jual. Tukang dagang yang daganaganya menjual derita orang lain, menjual dan untuk kepentingan dirinya. Yang pintar di musnahkan yang bodoh dibudayakan , menjadi pintar adalah hak setiap orang dan pilihan menjadi pintar tak perlu bayar . 

Di akhir tahun dan akhir bulan yang sedang musim penghujan selalu saja membuat suatu alasan untuk tak keluar rumah dan mengurung diri. Hujan hujan suatu kejadian dengan sebuah aroma yang begitu khas dan membuat kita teringan akan masa kanak-kanak dengan mandi hujan-hujanan tapi kita kini seringnya dengan madi dengan hujatan-hujatan yang meruntuhkan semangat untuk tetap konsisnten.

Selamat malam hari sudah menjelang pagi, selamat bertemu kembali di minggu depan di akhir bulan November yang berpapasan dengan harapan di bulan berikutnya Desember yang mengatakan perjumpaan di tahun berikutnya.

Uu ruangmenataplangit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar