Kamis, 16 April 2015

Malam Minggu di Taman Menteng

MALAM MINGGU DI TAMAN

Sore itu sambil menunggu hujan reda membaca surat kabar online karena hari ini tukang Koran yang biasa lewat tak datang, menanti matahari tenggelam seperti hari sabtu minggu lalu membuka baca-baca di taman di taman menteng.

Suasana Sabtu ini begitu lenggang jalanan menuju ke pusat kota setelah di guyur hujan lumayan mendinginkan cuaca hari sabtu ini. Jakarta sebagai ibukota dan pusat bisnis, tak berhenti membangun. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak gedung-gedung bertingkat baru dibangun nampak menjulang ke atas langit Jakarta yang mendung tertutup awan di bulan april 2015.

Ruang untuk menatap langit, ruang terbuka hijau dan ruang interaksi sosial publik serta tergusurnya kawasan pejalan kaki (trotoar) merupakan nilai eksternalitas yang hilang akibat perluasan dan pembangunan jalan baru. Ironisnya semua itu dilakukan untuk mengakomodasi pergerakan kendaraan bermotor yang didominasi oleh kendaraan bermotor pribadi dan angkutan masal umum sepertinya hanya di pandang sebelah mata saja, pada hal itu bisa menaggulangi kemacetan lebih efektif.
Efektifitas dan efesiensi ekonomi masyarakat pun dirugikan melalui hilangnya waktu produktif kerja yang diakibatkan karena kemacetan, pemborosan bahan bakar dan daya tahan dari kendaraan bermotor yang dipergunakan. Perencanaan tata ruang dan pengelolaan sistem transportasi yang tidak terkonsep yang kurang baik serta pelanggaran terhadap kebijakan yang telah ditetapkan memberikan sumbangan terhadap pencemaran polusi udaradi Jakarta

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki fungsi yang tidak hanya cuman menjadi pelengkap kota tapi  memperindah tata kota belaka. Ruang publik ini, ternyata memberikan dampak terhadap mental dan rasa bahagia warga yang tinggal di kota tersebut. Menurut Para peneliti di Inggris menemukan bahwa berjalan-jalan ke area yang teduh dan hijau di tengah kepadatan dan kebisingan kota memberikan rasa bahagia yang berkelanjutan, tidak seperti layaknya mendapat promosi dalam pekerjaan atau kenaikan gaji yang hanya memberikan efek bahagia hanya sesaat.


Bersama-sama malam ini selepas hujan reda di sabtu malam minggu ke dua di bulan April, berkumpul di depan rumah kaca dan malam ini kita tak mengelar lapan buku dan zine. Karana ingin melihat antusia yang datang ke taman menteng untuk membaca buku sendiri. Walau banyak pertanyaan kenapa bebrapa minggu ini KBBT (Komunitas Baca-Baca di Taman) tak mengelar lapak bukunya dan hanya berkumpul, akustikan dan yang membawa buku pun asyik menikmati suasana malam ini sembari bersenda gurau di malam yang panjang ini suasana taman dengan gemerlap lampu taman rumah kaca dan semakin malam semakin ramai di kunjungi hmm jadi tak ingin meinggalkan taman menteng ini tapi minggu depan kita ketemu lagi di waktu dan tempat yang sama.

Ruang publik/taman yang memiliki area hijau rerumputan dan ke aneka ragaman tanaman, pohon, tidak hanya adanya tempat duduk dan berpiknik serta adanya penerangan saat malam, namun juga memberikan dampak kesehatan mental yang baik bagi warga. Namun masalah muncul, ketika peruntukan ruang di area perkotaan harus berebut dengan tujuan komuditas bisnis belaka. Membutuhkan dukungan politik yang kuat dari pembuat otoritas lokal, untuk membuat kebijakan yang berorientasi pada kesehatan mental dan rasa bahagia warga kota. Bukan hanya uang, hanya sekedar dengan ruang terbuka hijau/ruang publik yang menjadi milik bersama. Dan menjaga ruang publik agar tetap menjadi ruang publik dimana pengunjung taman/komunitas yang bergiat sebagai rohnya.


Kolektif MEDIA KBBT ruangmenataplangit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar