Sabtu ini tak terlihat mendung di bulan November yang
intensitas hujan begitu sering turun membasahi tanah yang penuh debu dan
polusi. Baca-baca di taman di Taman Menteng bisa berjalan dengan seperti
biasanya karena di ruang terbuka jadinya kalau hujan ya mau tak mau sedikit
tergangu namanya juga dengan atap langit menaungi ruang terbuka.
Menatap langit malam di taman menteng adalah sebuah ruang
yang terbuka untuk sejenak menatap langit tanpa bintang-bintang atau di penuhi
dengan bintang-bintang menghiasinya. Terjebak rutinitas tiap hari dan rutinitas
menjadi suatu belenggu yang membosankan, menjauhkan dan mengalienasi dari
kehidupan sehari-hari.
Mau pintar kenapa harus bayar, kenapa kalau pintar harus
bayar hehehe ketika semua di komuditaskan apa lagi yang selalu mejual
kemiskinan, sudah miskin di jual-jual. Tukang dagang yang daganaganya menjual
derita orang lain, menjual dan untuk kepentingan dirinya. Yang pintar di
musnahkan yang bodoh dibudayakan , menjadi pintar adalah hak setiap orang dan
pilihan menjadi pintar tak perlu bayar .
Di akhir tahun dan akhir bulan yang sedang musim penghujan
selalu saja membuat suatu alasan untuk tak keluar rumah dan mengurung diri.
Hujan hujan suatu kejadian dengan sebuah aroma yang begitu khas dan membuat
kita teringan akan masa kanak-kanak dengan mandi hujan-hujanan tapi kita kini
seringnya dengan madi dengan hujatan-hujatan yang meruntuhkan semangat untuk
tetap konsisnten.
Selamat malam hari sudah menjelang pagi, selamat bertemu
kembali di minggu depan di akhir bulan November yang berpapasan dengan harapan
di bulan berikutnya Desember yang mengatakan perjumpaan di tahun berikutnya.
Uu ruangmenataplangit