Apakah ada yang pernah mengetahui taman ini sebelumnya?
Taman ini bukan sembarang taman biasa, namun sebuah
pemakaman pada jaman kolonial yang dijadikan sebuah taman dikarenakan
nisannya yang berbentuk unik, seakan-akan nisan yang berbentuk malaikat
dan para bidadari tersebut sebagai penjaga makam orang yang bersemayam
dibawahnya.
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, akan sangat
disayangkan bila tidak pernah berkunjung atau bahkan belum pernah
mendengar Museum Taman Prasasti yang telah masuk ke daftar ‘144 things to do in Jakarta’ versi Lonely Planet. Taman yang terletak di Jalan Tanah abang No. 1 Jakpus ini ada jaman Belanda memiliki nama Kherkoflaan. Makam yang kaya akan sejarah ini pernah ditutup pada tahun 1975 untuk kepentingan pembangunan kantor walikota, kemudian pada tahun 1977 resmi dibuka dengan nama Museum Taman Prasasti.
Ketika gerbang Museum, Anda akan merasa tidak
sedang berkunjung ke sebuah museum, karena bangunan terlihat biasa saja,
hanya ada sedikit prasasti penanda di bagian depan yang telah
kehilangan sebagian hurufnya. Pengunjung dapat membeli tiket seharga Rp.
2000,00 sementara untuk anak kecil cukup membayar Rp. 600,00. Harga
yang terlalu murah untuk melakukan perawatan sebuah museum. Jam
buka taman ini dari pukul 09.00 – 15.00, Hari Senin dan Hari Besar
tutup. Ketika masuk pepohonan rindang menyapa, berbeda dengan keadaan di
luar yang gersang tanpa tanaman. Pilar-pilar besar berbentuk kotak
dengan tulisan di keempat sisinya menyambut kedatangan pengunjung.
Kami mulai menyisir kompleks makam tersebut, terdapat
beberapa makam penting di Taman Prasati ini seperti makam Olivie
Marimne Raffles atau istri dari Raffles, pendiri STOVIA yaitu F.H. Roll
dan Soe Hok Gie. Di nisan-nisan tersebut ditulis pesan-pesan yang indah,
namun kebanyakan ditulis dalam bahasa Belanda. Seperti contoh pada
nisan Soe Hok Gie tertulis pesan, “Nobody knows the trouble I see,
nobody knows my sorrow” atau pada makam lain, “Ik Voor Deesen Dat. Jk,
Nv Ben Svlt Gy Ook Weesen” atau “Seperti Anda sekarang, saya sebelumnya.
Dan seperti saya sekarang, sehingga anda akan menjadi salah satu hari”
kata-kata tersebut menjadi sangat indah saat dipadu dengan ukiran nisan yang unik.
Dibawah rerimbunan pohon, terdapat pula kuburan
massal tentara Jepang yang kalah perang dengan tentara Sekutu di dekat
sebuah kereta kencana yang katanya dulu dibuat untuk mengantarkan
jenazah presiden RI pertama. Kereta kencana tersebut keadaannya masih
terlihat sangat baik.
Tempat ini juga sangat bagus untuk dijadikan objek
fotografi, maka tak jarang ada orang-orang yang mengambil foto disini,
baik dalam rangka dokumentasi pribadi maupun untuk foto komersil. Namun
apabila ingin mengambil foto komersil, pengunjung akan dikenakan biaya
tambahan yang dapat dibicarakan kembali dengan pihak pengelola.
http://astarideviana.tumblr.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar