Kamis, 20 Juni 2013

Taman Pasasti

Apakah ada yang pernah mengetahui taman ini sebelumnya?
image
Taman ini bukan sembarang taman biasa, namun sebuah pemakaman pada jaman kolonial yang dijadikan sebuah taman dikarenakan nisannya yang berbentuk unik, seakan-akan nisan yang berbentuk malaikat dan para bidadari tersebut sebagai penjaga makam orang yang bersemayam dibawahnya.
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, akan sangat disayangkan bila tidak pernah berkunjung atau bahkan belum pernah mendengar Museum Taman Prasasti yang telah masuk ke daftar ‘144 things to do in Jakarta’ versi Lonely Planet. Taman yang terletak di Jalan Tanah abang No. 1 Jakpus ini ada jaman Belanda memiliki nama Kherkoflaan. Makam yang kaya akan sejarah ini pernah ditutup pada tahun 1975 untuk kepentingan  pembangunan kantor walikota, kemudian pada tahun 1977 resmi dibuka dengan nama Museum Taman Prasasti.
Ketika gerbang Museum, Anda akan merasa tidak sedang berkunjung ke sebuah museum, karena bangunan terlihat biasa saja, hanya ada sedikit prasasti penanda di bagian depan yang telah kehilangan sebagian hurufnya. Pengunjung dapat membeli tiket seharga Rp. 2000,00 sementara untuk anak kecil cukup membayar Rp. 600,00. Harga yang terlalu murah untuk melakukan perawatan sebuah museum.  Jam buka taman ini dari pukul 09.00 – 15.00, Hari Senin dan Hari Besar tutup. Ketika masuk pepohonan rindang menyapa, berbeda dengan keadaan di luar yang gersang tanpa tanaman. Pilar-pilar besar berbentuk kotak dengan tulisan di keempat sisinya menyambut kedatangan pengunjung.
image
Kami mulai menyisir kompleks makam tersebut, terdapat beberapa makam penting di Taman Prasati ini seperti makam Olivie Marimne Raffles atau istri dari Raffles, pendiri STOVIA yaitu F.H. Roll dan Soe Hok Gie. Di nisan-nisan tersebut ditulis pesan-pesan yang indah, namun kebanyakan ditulis dalam bahasa Belanda. Seperti contoh pada nisan Soe Hok Gie tertulis pesan, “Nobody knows the trouble I see, nobody knows my sorrow” atau pada makam lain, “Ik Voor Deesen Dat. Jk, Nv Ben Svlt Gy Ook Weesen” atau “Seperti Anda sekarang, saya sebelumnya. Dan seperti saya sekarang, sehingga anda akan menjadi salah satu hari” kata-kata tersebut menjadi sangat indah saat dipadu dengan ukiran nisan yang unik.
image
Dibawah rerimbunan pohon, terdapat pula kuburan massal tentara Jepang yang kalah perang dengan tentara Sekutu di dekat sebuah kereta kencana yang katanya dulu dibuat untuk mengantarkan jenazah presiden RI pertama. Kereta kencana tersebut keadaannya masih terlihat sangat baik.
image
Tempat ini juga sangat bagus untuk dijadikan objek fotografi, maka tak jarang ada orang-orang yang mengambil foto disini, baik dalam rangka dokumentasi pribadi maupun untuk foto komersil. Namun apabila ingin mengambil foto komersil, pengunjung akan dikenakan biaya tambahan yang dapat dibicarakan kembali dengan pihak pengelola.
 image
Banyaknya vandalism di sekitar makam membuat taman ini sedikit tercoreng kecantikannya. Mereka yang melakukan aksi tersebut seakan lupa akan pepatah, “bangsa yang baik adalah bangsa yang menghormati sejarah asal-mulanya”. Ternyata di balik Jakarta yang gemerlap dan penuh kesombongan terdapat sebuah museum bersahaja yang berusaha memaparkan sejarah di zamannya. Sudah selayaknya kita sebagai generasi penerus untuk menjaga kelestarian Museum Taman Prasasti, karena jika bukan kita lalu siapa lagi??

http://astarideviana.tumblr.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar