Senin, 21 Desember 2015

ROEHANA KOEDDOES

ROEHANA KOEDDOES: 

JURNALIS PEREMPUAN PERTAMA DI HINDIA-BELANDA

Jelang Hari Ibu, di harian Kompas, 21 Desember 2015, diberitakan wacana untuk mengusulkan gelar Pahlawan Nasional bagi Roehana Koeddoes.

Siapakah Roehana Koeddoes (banyak juga yang menulis "Rohana Kudus")?

Publik belum terlalu familiar dengan nama Siti Roehana Koeddoes meski cita2nya mengangkat harkat & martabat wanita patut mendapatkan apresiasi.

Pemilik nama asli Siti Roehana ini dilahirkan di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada tanggal 20 Desember 2015, dari seorang ayah bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan & ibu bernama Kiam.


Roehana berhubungan kekerabatan dengan tokoh nasional lainnya, yaitu kakak tiri dari Sutan Sjahrir dan bibi dari penyair Chairil Anwar. Selain itu, Roehana juga sepupu dari H. Agus Salim.

Roehana tidak pernah mengenyam pendidikan formal tapi seperti anak2 H. Agus Salim yang belajar dari bapaknya, ia pun demikian.

Namun di usianya yang muda, Roehana sudah berpikiran lebih maju dari wanita kebanyakan. Ia sangat berminat & berbakat dalam dunia intelektual. Ini dibuktikan dengan pengabdiannya mengajarkan teman2nya baca tulis.

Pada jaman dimana masyarakat memandang perempuan tidak perlu menuntut ilmu tinggi/banyak yang penting bisa mengurus rumah tangga

Rohana menikah dengan Abdullah Koeddoes tahun 1908 saat usianya 24 tahun.

Setelah menikah pada tahun 1911, Roehana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang, yang bergerak di bidang pendidikan, budi pekerti & keterampilan.

Aktivitas Roehana tidak selalu mulus. Seorang muridnya pernah menuduh Roehana menyelewengkan uang sekolah. Namun di persidangan tuduhan tersebut tidak tebukti.

Tanggal 10 Juli 1912, Roehana bersama Ratna Djoewita menerbitkan surat kabar 'Soenting Melajoe' & ia menjadi satu2nya wanita pribumi pertama di Hindia Belanda yang menjadi jurnalis.

Pekerjaan yang tak lazim buat perempuan di masa itu menyebabkan Roehana diberikan stigma penyebar hasutan yang menyebabkan ia harus mendekam di penjara.

Roehana juga mendirikan "Roehana School" di Bukittinggi selain juga ia mengajar di sekolah Dharma Putra.

Roehana melanjutkan aktivitasnya di Lubuk Pakam & Medan, dimana ia mengajar & memimpin surat kabar "Perempuan Bergerak".

Roehana meninggal dunia di usianya yang ke-88 tahun pada tanggal 17 Agustus 1972.

Atas kiprahnya, beberapa penghargaan disematkan kepada Roehana, a.l.
1. "Wartawati Pertama Indonesia" oleh Pemerintah Propinsi Sumbar pada tanggal 17 Agustus 1974.
2. "Perintis Pers Indonesia" oleh Menteri Penerangan Harmoko saat memperingati Hari Pers Nasional pada tanggal 9 Pebruari 1987.
3. "Bintang Jasa Utama" dari Pemerintah RI pada tahun 2008.

Terkait emansipasi wanita, menurut Rohana:
"Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan & kewajibannya. Yang harus berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan & perlakuan yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani & rohani, berakhlak & berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang semuanya hanya akan terpenuhi dengan memiliki ilmu pengetahuan"

Sumber:
1. "Rohana Kudus dan Pendidikan Perempuan", bisa diakses di sini http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/…/article/view/484
2. Baca juga http://www.majalahkartini.co.id/…/rohana-kudus-wartawati-pe…
3. Baca juga http://m.kompasiana.com/…/rohana-kudus-perempuan-multitalen…

Sajak IBU

Selamat hari pergerakan perempuan untuk semua ibu dan perempuan!


SAJAK IBU

ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah
jadi sedap

ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara

ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan
dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada tuhan

wiji thukul (Solo, 1986)



Kamis, 17 Desember 2015

CARA KUNO UNTUK MEMPERHITUNGKAN WAKTU

STONEHENGE: CARA KUNO UNTUK MEMPERHITUNGKAN WAKTU




WALAUPUN sekarang sudah setengah hancur dalam perjalanan waktu sekitar 35 abad, Stonehenge tetap merupakan pemandangan yang mengesankan. Pilar-pilar batunya yang berukuran raksasa dan kasar menjulang tinggi di Dataran Salisbury. Stonhenge terdiri dari empat bangunan pokok. Bagian paling luar berupa lingkaran pilar-pilar dengan garis tengan 30 m, terdiri dari tiang-tiang batu pasir yang 5,5 m tingginya; tiang ini secara kasar berbentuk persegi dan ditumpangi balok-balok yang sama kasarnya. Di dalam lingkaran paling luar ini berdirilah lingkaran lain dari batu-batu yang lebih kecil dan lebir kasar bentukannya. Kemudian di bagian dalam kedua lingkaran tersebut terdapat dua susunan batu yang masing-masing berbentuk tapal kuda.



Kedua bangunan bagian dalam ini merupakan kuil yang sebenarnya. Untuk penghitungan waktu diperlukan tiga unsur lain lagi, yakni batu altar yang berpusat pada ujung terbuka kedua tapal kuda; sepasang tiang besar yang berdiri di bagian timur laut pada lingkaran pilar utama; dan lebih jauh dari sepasang tiang ini masih ada sebuah tiang lain, yang dikenal sebagai batu tumit.

.
Bagi para pembangun Stonehenge, pesta utama dan yang mungkin merupakan permulaan tahun adalah hari pertengahan musim panas (tanggal 24 Juni). Pada hari itu di kala fajar menyingsing, imam kepala dapat berdiri di tengah monumen pada batu altar, memandang melalui pilar-pilar dari kedua lingkaran besar dan kedua tiang besar di luar, serta melihat Matahari terbit tepat di atas batu tumit. Di tengah musim dingin, sekitar hari yang terpendek dalam tahun (tanggal 22 Desember), imam kepala tadi dapat melihat ke luar pada arah yang berlawanan di waktu senja dan melihat Matahari terbenam di antara kedua tiang besar paling luar.


Beberapa kuil megalitik lainnya, seperti halnya Stonehenge, agaknya digunakan untuk merayakan tahun yang berlangsung dari hari pertengahan musim panas (atau musim dingin) yang berikutnya. Dan masih ada kuil lain yang dibangun untuk tahun pertanian dan mulainya pada awal bulan Mei. Kedua macam kuil ini dibaktikan untuk memuja kehangatan dan kekuasaan Matahari yang memberikan kehidupan. Meski tidak dapat dibuktikan secara pasti, namun kedua kuil ini mungkin digunakan juga untuk mengikuti musim dengan pengamatan Matahari.


Betapa pun rumitnya, bangunan seperti Stonehenge bukanlah sebuah kalender; kegunaannya adalah membantu para pembangunnya untuk mengetahui kapan tugas-tugas keagamaan tertentu atau tugas-tugas pertanian harus dilaksanakan. Bangunan itu tidak membagi tahun menjadi satuan-satuan yang lebih kecil. Tak ada bukti bahwa pembangunnya tahu bahwa tahun syamsiah yang mereka rayakan memuat hari dalam jumlah tertentu. Pengetahuan semacam ini hampir pasti menuntut pengamatan dan pencatatan selama waktu yang cukup panjang. Dan tugas itu mengandaikan suatu masyarakat yang beberapa orang anggotanya tidak hanya belajar membuat catatan, melainkan yang memang melakukannya sebagai pekerjaan mereka.

.
Contoh jelas yang paling kuno tentang masyarakat seperti itu muncul kurang lebih 5.000 tahun yang lampau di tepi Sungai Tigris dan Efrat, di kalangan bangsa Sumeria. Mereka adalah bangsa yang menonjol bakatnya dan yang pertama kali mengembangkan kebudayaan kota dan tulisan. Untuk membuat kalender, bangsa Sumeria mempunyai ahli khusus yang terdiri dari para imam penulis. Mereka membuat catatan pada kepingan yang terbuat dari tanah liat basah dan mereka pun pasti sudah menjadi ahli dalam hal mencatat waktu.


Dalam tiap kota pemerintahan bangsa Sumeria, imam-imam bertanggung jawab memerintah negeri atas nam dewa-dewa dan wakil dewa di dunia, yaitu raja. Tugasnya tidaklah sederhana. Untuk membangun suatu peradaban dari paduan paya dan gurun di daerah Mesopotamia yang rendah, diperlukan jaringan tanggul dan parit untuk saluran pengering dan pengairan. Pengaturan pekerjaan ini serta kuil-kuil rumit yang dibangun dari batu bata tempat para imam memimpin upacara menuntut kerja orang banyak yang terkoordinasikan. Sekali dibangun, sistem saluran pengering dan pengairan itu harus tetap diperbaiki.

Yang sangat penting dari segi penghitungan waktu ialah bahwa ladang gandum dan jelai, bawang dan ketimun yang diari harus dibajak, taburi benih, dipelihara dan dipanen pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Hari-hari pasaran diadakan secara berkala di setiap kota kecil dan dan kerajaan. Dewa-dewa yang kemauan baiknya menentukan kemakmuran kerajaan harus ditentramkan dengan doa dan kurban pada hari-hari suci tertentu, dan perayaan ini harus dilakukan pada hari yang sama di setiap kota. Bagi masyarakat yang demikian kompleks, perhitungan musim secara kasar saja tidak memadai. 

Sayangnya pengetahuan kita mengenai kalender bangsa Sumeria sangat terbatas; pengetahuan ini terutama berasal dari dokumen peninggalan bangsa Babilonia yang menggantikan bangsa Sumeria sebagai penduduk Mesopotamia.[]


Referensi:

Hawkins, Gerald S, `Stonehenge Decoded` , 1965

Selasa, 01 Desember 2015

JANBAR (HUJAN BUBAR ...) II

#JANBAR 2 (R T H)

28 November 2015


Rupanya langit malam masih berselimut polusi sisa senja yang menepi pada kesenyapan pergantian waktu . JANBAR hujan bubar baca-baca di taman malam ini cuaca cerah . cuaca mendukung bro untuk mengelar baca-baca di taman .

Sejarahnya  taman menteng ini merupakan stadion yang bersejarah di Jakarta tempat markas  klub sepak bola di Jakarta, tetapi sekarang telah berubah fungsi menjadi taman kota yang telah diresmikan pada tahun 2007 yang telah berlalu oleh Gubernur Jakarta pada waktu itu Sutiyoso. 

Memang berat pilihannya  seperti buah simalakama kalau dimakan Ibu mati kalau tak dimakan Bapak yang mati. Pada waktu itu di satu sisi Jakarta membutuhkan taman kota yang berfungsi sebagai faktor penyeimbang berupa daerah terbuka hijau melalui pohon-pohon yang hidup di dalamnya, akan tetapi Jakarta juga butuh sarana lapangan sepak bola, hampir bisa dipastikan bagi kita yang ingin bermain sepak bola lapangan akan kesulitan menemukan lapangan di Jakarta. 

Ruang terbuka hijau di Jakarta merupaka oase bro. Ruang terbuka hijau salah satunya taman yang berfungsi secara sosial dan  ekologis. 

RTH Untuk fungsi sosial, ruang terbuka hijau perlu memiliki hirarki: untuk lingkungan ketetanggaan, di tengah-tengah lingkungan perumahan; untuk lingkungan lebih luas di antara beberapa lingkungan perumahan; untuk lingkungan lebih luas di antara berbagai fungsi perkotaan seperti perkantoran, sekolah, dan lain-lain; dan untuk keseluruhan kota tempat orang merayakan dan merasakan diri sebagai anggota suatu masyarakat perkotaan.

Distribusi ruang terbuka hijau juga penting memperhatikan keperluan untuk keselamatan dari bencana. Ketika gempa, orang perlu keluar dan menjauh dari bangunan-bangunan agar tidak tertimpa serpihan kaca atau bagian bangunan lain yang jatuh. Untuk soal ini sebenarnya agak mengerikan membayangkan Jalan Thamrin-Sudirman dan Rasuna Said di Jakarta, yang sama sekali tidak memiliki ruang terbuka yang cukup luas dan pada jarak aman dari kemungkinan terkena jatuhnya serpihan dari bangunan-bangunan tinggi di sana. Melarikan diri ke ruang jalan adalah suatu tindakan yang berbahaya, karena dalam keadaan panik gempa misalnya, maka lalu lintas pun akan mengalami kekacauan yang berbahaya.

Terkait dengan lokasi , ada keharusan kemudahan mencapai ruang terbuka hijau. Untuk di lingkungan perumahan, ia harus dapat dengan mudah, nyaman dan aman dicapai dengan berjalan kaki, mungkin juga dengan sepatu roda, bersepeda dan kereta bayi. Misalnya dalam lima menit. Untuk yang antar-lingkungan perumahan dan fungsi lain, alangkah baik bila dapat dicapai dengan jalan kaki juga dan/atau sepeda, misalnya dalam sepuluh menit. Untuk yang lain, harus ada kemudahan pencapaian dengan angkutan umum, dan tegas bukan untuk kendaraan pribadi. Kehadiran kendaraan pribadi akan membawa konsekuensi-konsekuensi yang bertentangan dengan tujuan sosial dan ekologis dari ruang terbuka hijau itu sendiri. Dapat juga ruang terbuka hijau di antaranya berbagai lingkungan permukiman/rumah dan lainnya (misalnya perkantoran) sekaligus merangkap sebagai titik simpul angkutan umum.

Selanjutnya rancangan ruang terbuka hijau itu—yaitu jenis tanamannya, fasilitas yang tersedia, bahan dan komposisi antara perkerasan dan rerumputan hijau, dan lain-lain—disesuaikan dengan kinerja sosial dan lokasinya tersebut.

Sedangkan fungsi ekologis seharusnya mewarnai seluruh ruang terbuka hijau di semua kota kita, karena pada dasarnya semua kota kita, bukan hanya Jakarta, sedang menempuh jalan yang menghancurkan ekologi dan karena itu perlu dibalikkan arahnya, antara lain dengan ruang terbuka hijau. (Ada banyak hal lain dan lebih mendasar yang harus dilakukan juga).

Kinerja ekologis ini adalah: penyerapan air, penyerapan polusi udara, dan mungkin sekali pengolahan sampah. Untuk menyerap air, ruang terbuka hijau harus digemburkan, atau dan mengandung pasir yang cukup dibandingkan dengan lempung. Kalau hal itu tidak mungkin, maka perlu ada sumur, kolam atau danau buatan (tergantung luasnya) yang di dasarnya disambungkan dengan pipa-pipa ke lapisan pasir yang menyerap air. Komposisi tanaman besar dan kecil perlu memperhitungkan keperluan tersebut juga. Pohon besar dengan akar yang banyak akan membantu penggemburan tanah. Untuk menyerap polusi udara pun, komposisi tanaman dapat mempengaruhi kinerjanya. Khusus untuk menampung (sementara) dan menyerapkan air (kemudian) di kota-kota yang sangat rawan banjir seperti Jakarta, satu gagasan perlu dipertimbangkan: manfaatkan semua ruang yang tidak fungsional sejauh ini, misalnya sebagian kolong jalan layang yang Nampak kosong.

Dijahit oleh UU ruangmenataplangit
Refrensi: Komazine.blogspot.com - bacaditaman.blogspot.com-mkusumawijaya.wordpress.com


Rabu, 25 November 2015

JANBAR (Hujan Bubar..) I

#JANBAR 1 (Jalan Kaki)


Malam ini sabtu 21 November 2015 nampak langit di tutupi awan mendung dan beberapa wilayah Jakarta sudah turun hujan tapi Jakarta Pusat tetapnya di Menteng cuaca masih mendung, hujan mungkin membatalkan untuk membasai wilayah ini.

JANBAR (hujan bubar..) baca-baca di taman ..hmm namanya juga kegiatan di ruang terbuka kalau hujan bubar  tak ada tempat berteduh hanya beratapkan langit. Di taman menteng hanya rumah kaca dan tempat parkir tempat yang aman berteduh walau terkadang penuh sesak akibat hujan yang tak berhenti saat banyak pengunjung di taman ini.

Malam ini cuaca mendung terasa nyaman untuk berjalan kaki menuju taman menteng yang biasanya berjalan berkeringat  tapi memang cukup sehat berjalan kaki dengan cuaca yang cukup sejuk dan kendaraan bermotor yang tak terlalu banyak melintas di jalanan Ibu Kota. Dari halte transjakarta Tosari menuju Taman Menteng jalan santai cukup 15 menit.

Manfaat berjalan kaki untuk kebanyak orang saat ini sering disepelekan sehingga tidak sedikit orang dimasa kini yang katanya jaman modern, jalan kaki kaya orang kuno saja. Banyak faktor juga membuat orang semakin meninggalkan kebiasaan jalan kaki karena banyaknya kendaraan ibu kota yang penggunaannya semakin banyak dan trotoar semakin tak nyaman. Seperti yang kita ketahui, jumlah kendaraan bermotor yang banyak akibat over produksi dan kebijakan pemerintah. Di Jakarta merupakan salah satu penyebab jarangnya kita melihat orang berjalan kaki saat menuju sekolah atau  kantor walau untuk sekedar iseng-iseng melihat suasana lingkungan perumahan atau perkampungan. Kemana-mana ..ngeeng naik motor tinggal tancap gas wes … jadi ngak usah keringetan atau nggak capek-capek  jalan.

Manfaat berjalan kaki saat berangkat memulai aktivitas di pagi hari seperti ke kantor ataupun ke sekolah bisa bermanfaat untuk kesehatan. Jalan kaki bisa merupakan jenis olahraga yang sederhana dan sangat praktis, tanpa disadari berjalan kaki ke sekolah/kantor merupakan banyak manfaat bagi kesehatan. Jalan kaki adalah salah satu latihan aerobik paling sederhana dan teraman yang dapat kita lakukan, bahwa jalan kaki akan membantu memperkuat tulang, mengontrol berat badan, dan kondisi jantung dan paru-paru. Melakukan jalan kaki secara rutin dan konsisten adalah salah satu faktor terpenting dalam membentuk program aktivitas fisik yang sehat. Dengan Jalan kaki selama 20 menit setiap hari akan membakar 7 pound lemak per tahun. Jalan kaki lebih lama setiap hari selama 40 menit adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan. Jalan kaki cepat dari 20 sampai 25 menit adalah kondisi terbaik bagi jantung dan paru-paru. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berjalan kira-kira 20-25 mil per minggu lebih panjang umur beberapa tahun dibanding mereka yang tidak hmm.

Kalau mau berjalan kaki dengan menggunakan alas kaki, pakailah sepatu yang nyaman dengan sedikit longgar di bagian depan untuk mengantisipasi pelebaran kaki saat jalan kaki dilakukan sehingga terhindar dari rasa sakit. Selamat mencoba!

Dijahit oleh: Uu_ ruangmenataplangit






Minggu, 22 November 2015

Catut



“Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya”
― Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia


Catut, mencatut nama pejabat sudah terjadi di jaman Kolonial sampai jaman ..


 ”Tapi saya lihat, bahwa rakyat tuan-tuan miskin, dan itulah yang ”menggembirakan” hati saya…. Katakan kepada saya, bukankah si petani miskin? Bukankah padi menguning seringkali untuk memberi makan orang yang tidak menanamnya? Bukankah banyak kekeliruan di negeri tuan?”.
"Para Pemimpin Lebak! Kita semua ingin menjalankan kewajiban kita!"

"Namun seandainya ada di antara kita yang melalaikan tugas demi memperoleh keuntungan, menjual keadilan demi uang, atau yang mengambil kerbau dari orang miskin dan buah-buahan milik mereka yang kelaparan.... siapa yang seharusnya menghukum mereka?"
Ilustrasi Multatuli berpidato di depan Bupati Lebak

Potongan pidato Max Havelar di hari Pertama kerja sebagai Asisiten Residen Lebak tgl 22 januari 1857 di hadapan rakyat dan Regent atau Bupati Lebak. (cukilan buku Max Havelar).

Bila Kita sekarang ribut masalah catut nama presiden oleh seorang “yang terhormat” dan terkuak karena keberanian mengungkap nya di media .. maka dulu di masa Kolonial Hidia Belanda Praktek Catut ini sudah sering dilakukan terutama di wilayah Lebak-Banten dan lewat “Max Havelar “ kasus kongkalikong antara Residen bule Belanda dan Regent atau Bupati Pribumi terungkap!

Walau dalam film atau roman Max Havelar, nama sang Bupati di samarkan menjadi Bupati Wirakusuma, namun sejatinya yang di maksud dan di sindir di roman tersebut adalah Bupati Raden Adipati Karta Nata Negara, bupati Lebak yang berkuasa dari tahun 1830 sampai dengan 1865.

Sering dalam praktek pemaksaan pengambilan milik rakyat sang Regent atau Bupati Lebak Raden Adipati Karta Nata Negara, mencatut nama sang Gubernur Jendral… yang berkuasa saat itu terutama dua nama Gubernur Jendral Hindia Belanda yakni Jan Jacob Rochussen dan Albertus Jacobus Duymaer van Twist.

Walau tak disebut nama nama Gubenur Jendral di depan rakyat yang di paksanya untuk menyerahkan milik mereka, karena rakyat kecil pun tak paham apa dan siapa gubernur Jendral itu, namun itu sudah cukup menakutkan bagi rakyat jelata pada masa itu.

Tindakan Bupati Lebak ini sebenarnya di ketahui Residen Lebak yang yang tutup mulut karena upeti yang besar dari sang Bupati ini.

Jadi sebenarnya pejabat kita dari dulu memang tukang catut nama buat perut sendiri.. hehehehe huh.. Kata pepatah Tiongkok : Zhi zu zhe chang le… Siapa yang tahu batas, tahu kebahagiaan sejati. Kerakusan adalah sumber ketidakbahagiaan karena sifat manusia tidak pernah puas.

Kata Catut:

catut/ca•tut/ n 1 angkup atau penjepit (untuk mencabut janggut dan sebagainya); 2 alat untuk mencabut (memotong) paku dan sebagainya, bentuknya seperti paruh burung kakaktua;
bercatut/ber•ca•tut/ v menjadi tukang catut (berdagang gelap dan sebagainya);
mencatut/men•ca•tut/ v 1 mencabut dengan catut; 2 memperdagangkan (sesuatu) dengan cara yang tidak sewajarnya dan mengambil untung sebanyak-banyaknya (seperti memperdagangkan karcis bioskop dengan harga lebih daripada harga resmi); 3 mencari keuntungan dengan jalan tidak sah (misalnya dengan cara menipu atau mengakali): ia hendak ~ saya tetapi gagal; 4 menyalahgunakan (kekuasaan, nama orang, jabatan, dan sebagainya) untuk mencari untung: banyak orang yang ~ nama pejabat untuk kepentingan pribadi;~ umur mengatakan (mencantumkan) umur yang tidak sebenarnya, seperti umur 42 tahun dikatakan 36 tahun;

mencatutkan/men•ca•tut•kan/ v 1 membantu orang mencatut; 2 memperdagangkan dengan cara yang tidak sewajarnya dan mengambil untung sebanyak-banyaknya;
catutan/ca•tut•an/ n pendapatan (hasil) mencatut;
pencatut/pen•ca•tut/ n orang yang mencatut; tukang catut;
percatutan/per•ca•tut•an/ n perihal perbuatan mencatut; jual beli secara gelap;
pencatutan/pen•ca•tut•an/ n proses, cara, perbuatan mencatut (jual beli secara gelap dan sebagainya).

uU _ruangmenataplangit


Minggu, 15 November 2015

Gagdet ehh Gawai




“Smartphones are tools which fools fiddle with when they are around people that they don’t have the courage, or, the intellect, to converse with.”
― Mokokoma Mokhonoana

Memiliki dan memanfaatkan gawai atau gadget orang sering menyebutnya dan terasa aneh di dengar dengan kata gawai. Gawai adalah sebuah terjemahan dari bahasa asing Inggris yaitu terdiri dari sebuah perangkat seluler , komputer genggam dan juga komputer tablet.

Menurut KBBI ( kamus besar bahasa Indonesia ) Gawai (bahasa Inggris: gadget) adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya.

Perbedaan gawai dengan teknologi yang lainnya adalah unsur kebaruan berukuran lebih kecil lebih praktis. Sebagai contoh:
Jam analog kemudian jam digital dan kini adalah jam pintar smartwacth.
Komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gawainya yaitu komputer tablet, laptop/notebook/netbook.
Telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gawainya telepon seluler. Dan pembaharuanya adalah smartphone baik iphone, android maupun windows phone OS.

Memiliki gawai bahkan kalau kita lupa membawanya adalah sesuatu yang janggal merasa ada yang kurang dari hidup ini. Bahkan kemana pun kita pergi, membawa gawai bahkan ke toilet sekali pun. Mungkin fungsi yang paling sering di gunakan, pengguna masih menggunakan komunikasi dengan suara dan teks.

Ketergantungan dengan teknologi adalah konsekwensi sebuah masyarakat modern yang membutuhkan akses komunikasi dengan praktis dan cepat. Dengan semakin sibuk ke dalam sebuah rutinitas hidup yang semakin mengasingkan diri kedalam sebuah pekerjaan yang terlalu menyita waktu luang. Dan waktu luang di habiskan untuk hahaa-hihihii dengan gawai di dalam gengaman sebenarnya siapa sih yang mengontrol, kita atau kita yang di kontrol oleh gawai eheem.

"Teknologi membuat hidup kita lebih mudah”
 ~ Steve job, Wawancara dengan Wired pada 1996


Edwanov  ruangmenataplangit

Senin, 09 November 2015

Baca di Taman


"Kita membaca untuk mengetahui bahwa kita tidak sendirian."
—C. S. Lewis


Pergi ke perpustakaan rasa malas  dan banyak hal yang tertanam di benak kita,  tapi kalau ada tugas mau tidak mau, suka atau tidak, baru kita berkunjungke sana untuk mencari sumber untuk kita tulis. Di era teknolgi digital membaca bukan harus pergi ke perpustakaan tapi bisa diakses dimana saja dengan koneksi internet dan gawai ada di gengaman kita huhuhu..


Kontenplasi teknologi dengan  minat membaca masih saja tak mepengaruhi pada hal membaca lewat gawai begitu mudah dan akses informasi bahkan buku sekarang makin mudah diakses. Tapi minat membaca juga masih sangat langka dengan kemudahan yang sekarang ini dapat di nikmati.

komunitas baca-baca di taman menteng

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi membaca yaitu melihat dan paham isinya, bisa dengan melisankan atau dalam hati saja. Membaca memang sebuah kebiasaan kalau memang tak suka membaca tak usah dipaksakan karena itu memang bukan kebutuhan orang tersebut,  mungkin dia lebih banyak tahu ketimbang kita walau tanpa membaca dan memahaminya hehehe..  tapi tak usah pesimis juga dalam agama hal yang penting adalah iqro. Membaca adalah sebuah kebiasaan baik yang harus di sebarkan karana dengan membaca kita tak akan sendirian dan tak mati gaya kalau bertemu orang bisa banyak hal yang kita perbincangkan .
cerita tiga tahun baca-baca di taman 


Komunitas baca-baca di taman hmm komunitas yang tak semuanya suka membaca hahaha , kalau semuanya suka membaca jadi sesuatu yang mainstream  ..eeh ngak ada serunya kalau semuanya seragam tapi yang pasti semuanya pasti tiap harinya membaca walau pun membaca status karena kepo, sms , bbman, chating .


Membacalah sebelum , dibacakan di liang kubur atau mungkin bisa ikut baca-baca di taman dengan santai walau membaca baru beberapa lembar halaman buku ..eh udah keasyikan berbincang-bincang  ngalor –ngidul atau dengerin curcol atau yang serius sampai berfilsafat  hehehe .


Edwanov ruangmenataplangit



Rabu, 04 November 2015

Ruang Terbuka nan Hijau

Ruang Terbuka
ilustrasi edwanov

Ruang  terbuka sering kita tak menghiraukanya, padahal ruang terbuka yang hijau merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia yang membutuhkan sebuah ruang yang terbuka yang membuat kita bisa menikmati udara yang segar, tempat inetraksi dengan mansuisa lainya sebagai tempat yang gratis bukanya sekarang susahnya mencari ruang yang gratis di dalam system masyarakat kapitalis.

Ruang  terbuka dimana kita bisa menatap luasnya langit yan memrikan sebuah pikiran yang terbuka juga member banyak inspirasi dan membuang kepenatan dalam keghidupan sehari-hari yang semakin terasing dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin semarak saj dengan hawa nafsu konsumtif.              
edwanov


Ruang tebuka hiaju merupakan sumber udara yang segar di tengah polusi asap kendaraan bermotor yang semakin membuat nafas sesak. Dan ruang terbuka sebagai daerah resapan air hujan buat cadangan di saat kemarau yang berkepanjangan di tahun 2015 ini di bulan katanya novemeber yang seperti biasanya selalu saja hujan dan membuat cuaca Jakarta yang panas penuh debu menjadi sejuk.
Ruang terbuka yang membuka hati pikiran kita dan melepaskan energy negatif pergi terbang bebas berganti dengan energi yang positif.


Edwanov ruangmenataplangit

Kamis, 29 Oktober 2015

Percuma sekolah tinggi-tinggi jatuhnya di kebon juga

C I U : Cerita sI UU

Cerita pas lagi duduk di bangku Taman Menteng depan rumah kaca , suasana taman yang sedikit sepi dan hilir mudik penjual kopi bersepeda.
Tak lama terdengar dari kesunyian taman dan kebetulan lagi suaranya keras banget, lagi telepon sama Emaknya eeh Si Mboke tepat panggilanya di kampung kelahiranya .

malam taman menteng


Begini ceritanya pas di Taman Menteng sebut saja Bang Mandor ditelepon si Mbok soal kerjaannya di Jakarta.


Emak: “Dor, piye kabare…? kamu sudah dapet kerjaan lagi belum…?”

BM: “Alhamdulillah Mak… Saya udah kerja…”

Emak: “Oh sukur dech… Emang kerja di mana?”

BM : “baru 2 minggu saya kerja di KEBON JERUK, Mbok… Sebelumnye di KEBON KACANG, pernah juga kerja di KEBON NANAS… Malah sebelumnye sih, Saya kerja di KEBON SIRIH… Mbok”

Emak: “Ya Allooohh, dooorrr… Percuma sekolah tinggi-tinggi…kalo kamu cuman kerja di kebon-kebon juga akhirnya… Mending tetangga kita tuuuuh...

si 'Didi' kerjanye di TAMAN LAWANG… Kedengerannya kayanyak rada mending, enak di dengar gitu sama Si Mbok dari pada, dari pada kerja di kebon kayak kamuu…”????
hehehee  jadi gedubraaak dengerinya, lagian telepon sudah seperti orang di kebon mana pakai loadspeker segala sama setelan suaranya kaya orang di kebon ehh hutan ..auu woo.. hihihi cuman bercanda.


uu 

Senin, 05 Oktober 2015

Remang-remang Kudeta Oktober



KUDETA (KUmpul DEngan TemAn), 3 Oktober 2015 seperti biasa perjumpaan di malam minggu awal bulan baru mengajak untuk berkumpul di ruang terbuka, mendekatkan yang jauh dan melekatkan persaudaraan yang sudah dekat biar tambah kental .


Taman menteng malam ini sangat sedikit kalau boleh dikatakan sepi pengunjung mungkin karena taman menteng Nampak gelap dan remang-remang dari kejauhan sehingga yang mau berkunjung sedikit ragu bahkan jadi tak punya niat lagi. Gelap membuat sebagian menjadi hilang seleranya untuk mampir ke taman menteng membuat perasaan tak nyaman. Ruang publik menjadi kehilangan rohnya tanpa kehadiran publik itu sendiri.


Membuat menjadi ruang publik menjadi hidup. Ruang publik yang “hidup” dalam arti sebenarnya. Sebuah ruang publik yang baik harus memiliki prasyarat: Aman, NyamanMudah diakses (baik dari segi lokasi yang strategis maupun dan gratis seperti sinar mentari), Menarik (engaging), serta Representatif (mampu merepresentasikan berbagai macam suku, golongan,kelompok dan kepentingan). Selain itu, ruang publik yang ideal menurut ahli tata ruang yang juga dosen Universitas Trisakti-Rustam Hakim (1987), harus dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik individu maupun komunitas. Dengan melihat pada kenyataan di lapangan,  memandang bahwa Taman Menteng apa sudah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas. Hmm dengan lampu rumah kaca dan lampu taman seringnya dimatikan baik sengaja maupun tidak membuat persayaratan itu sedikit menjauh dari sebuah konsep ruang publik di Taman Menteng.


Dalam membangun sebuah ruang publik bukan saja membangun fisiknya saja tapi bagaimana komunitas yang bergiat disan memberi sebuah roh tempat itu memang layak untuk di kunjungi. PubliK harus merasa nyaman dengan kebersihan dan keindahan di ruang publik sebaiknya kita sama-sama menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan. Dan kegiatan interaksi antar manusia baik individu mapun komunitas yang menghidupkan sebuah ruang publik itu sendiri dapat selaras dengan berbagai bentuk kegiatan yang produktif dan tentunya. Sebuah ruang publik tentunya harus dapat di nikmati semua kelas, kelompok,umur, golongan dalam masyarakat apa lagi dengan pengelola taman yang benar-benar ingin menjadikan ruang publik itu menjadi hidup tak kehilangan rohnya dengan berlaku diskriminasi apa lagi mengintimidasi di ruang publik.


Bawa buku buka dan baca di taman
Mau pintar kenapa mesti bayar!!
Baca-baca di taman


Uu ruangmenataplangit.

Kamis, 01 Oktober 2015

Taman Menteng Penghujung September

September itu ceria.. september itu kelam.. september ini kemarau panjang yang merindu hujan. “hidup tanpa membaca seprti kemarau yang tak ada habisnya..bro!”



Sabtu terakhir di bulan September. Menatap langit taman menteng  di penghujung bulan September yang katanya ceria tapi gundah gulana karena ekonomi masih kurang membaik, harga kebutuhan hidup naik dan pendapatan hanya buat bertahan beberapa minggu saja, selanjutnya  terserah bagaimana mensiasatinya.


Malam minggu ini Susana taman menteng menjadi sepi tak seramai seperti malam minggu kemarin yang semarak dengan pengunjung taman dan yang penting lampu rumah kaca tidak di matikan lagi sehingga kami dapat melakukan aktifitas menggelar buku-buku dan zine .


Jika menyebut tentang Ruang Publik di Indonesia adalah sebuah tempat ataupun lahan, baik terbuka (outdoor) maupun indoor yang memiliki beberapa fasilitas umum yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh semua masyarakat. Fasilitas yang menurut saya biasanya ada pada sebuah ruang publik setidaknya memiliki bangku/kursi, jogging track dan toilet umum serta tempat sampah.  ruang publik juga dilengkapi dengan pohon-pohon peneduh maupun tanaman lainnya yang memberikan panorama hijau nan menyejukkan bagi mata, kita menyebutnya dengan istilah ruang publik ruang terbuka hijau dan ruang tebuka biru untuk dimana air sebagai cadangan dan tempat meresapnya air.



Puluhan tahun yang  telah berlalu , masa kecil banyak menikmati ruang terbuka hijau dan tempat yang bebas bermain di luar ruang. Kini telah berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit yang menjulang hendak mencakar-cakar langit. Apa lagi dimana generasi 90-an dimana generasi masih bisa bermain di tanah masih banyak tanah lapang di Jakarta.
Generasi 90-an menjadi teman BIR ..bincang ringan hmm dimana munculnya music dari luar negri meracuni pendengaran kita dengan hadirnya music rock, punk, britis serta metal dan grunge lahir pada tahun tersebut.


Hari semakin larut taman menteng memang sedikit sepi dan baca-baca di taman semakin malam semakin banyak berdatangan walau pun buku dan zine yang di gelar sudah di masukan ke dalam tas tapi tetap berdiskusi sambil curhat setelah seminggu di sibukkan oleh aktifitas yang membuat kita menjadi alien sehingga tidak ada waktu untuk bersosialisasi dengan sesama secara langsung.
Sampai ketemu di KUDETA ..kumpul dengan teman di bulan Oktober ..

Uu ruangmenataplangit.





Senin, 21 September 2015

Remang-Remang September



September di minggu ke tiga di pertemuan baca-baca di taman lampu rumah kaca masih saja dengan sengaja atau pun tidak masih tidak dinyalakan untuk menerangi kegiatan baca-baca yang sudah tiga tahun berjalan di depan teras rumah kaca Taman Menteng.


Masih sama seperti minggu kemari di taman menteng teras ruamah kaca yang basah tidak ada hujan dan lampu pun mati tapi lampu taman hidup sehingga tak terlalau gelap cuman remang-remang di taman ini. Sehingga baca-baca di taman tak bisa berjalan dengan lancar, beberapa tamu yang datang pun mereka sedikit bergumam “kenapa malam hari sih !, kan kendalanya pasti penerangan” komunitas baca-baca di taman adalah komunitas nocturnal yang punya waktu luang pada saat malam hari jadi wajar saja kalau kami berkegiatan di saat mentari tenggelam.



Taman Menteng  rumah kaca yang biasanya tempat kami membuka baca-baca di taman selalu saja lampunya di matikan dan rumah kaca tetangga terang dan lampu di taman juga menyala. Selalu saja terlambat dinyalahkan , malam minggu kemarin sekitara 21:30 wib dan malam minggu ini 21:05 hmm pas lampu meyala taman menteng telah di tinggalkan beberapa pengunjung taman yang ingin melipir ke baca-baca di taman.


Ruang Publik adalah
suatu wilayah yang dapat diakses semua orang dan wilayah ini membatasi dirinya secara spasial dari wilayah lain, yaitu ruang privat. Di sini berbeda dari ruang privat yang merupakan locus intimitas, ruang publik merupakan locus kewarganegaraan (citizenship)  dan keadaban public (public civility). Pengertian deskriptif ini dibedakan dari pengertian yang bersifat normatif, yakni ruang publik yang seharusnya berperan kritis terhadap sistem politis. Dalam arti normatif ruang publik adalah suatu wilayah komunikasi tempat warganegara berperan secara demokratis dalam mengawasi jalannya pemerintahan atau ‘suatu tempat pengeraman kegelisahan politis warga’.


Habermasmendefinisikan ruang publik sebagai sebuah komunitas virtual atau imajiner yang tidak selalu ada dalam setiap ruang. Dalam bentuk yang ideal, ruang publik adalah "terdiri dari orang pribadi berkumpul bersama sebagai publik dan mengartikulasikan kebutuhan masyarakat dengan negara"


Taman Menteng  adalah ruang  publik dimana publik adalah rohnya tapi ketika ketidak nyaman dan terror dengan lampu yang sengaja atau lupa dinyalahkan ruang publik seakan mengusir publik itu sendiri. Taman menteng ruang publik hanya sebata kata-kata saja tak mampu melaksanakan kata-kata itu sendiri. Ruang publik tanpa terror yang bergiat di ruang itu sendiri.

Uu ruangmenataplangit.



Senin, 14 September 2015

Kalau di Taman Menteng , Jangan Takut Akan Gelap




Sabtu 12 Sepetember 2015

“Hai kawan jangan takut, jangan resahBila lampu kamar mulai dipadamkanKu 'kan s'lalu menyanyikan lagu ini                                                                                                                       __Tasya feat Duta (SO7)


Ketemu lagi di sabtu malam minggu di taman menteng yang semakin ramai , Nampak lampu taman menyala dan rumah kaca terang tapi ada yang sedikit janggal rumah kaca yang satunya lagi Nampak gelap karena lampunya di matikan.



Waktu menunjukan 19:10 mulai mempersiapkan buku dengan harapan lampu rumah kaca ini dinyalahkan tapi setelah menghampiri duduk di depan teras rumah kaca ini ada air dan basah padahal tak ada hujan turun menguyur sepanjang hari ini.



September katanya ceria lampu taman dan teras basah itulah keceriaan di tengah kegundahan karena tak bisa menggelar buku,zine, majalah hmm.. nampak pengunjung dan beberapa yang ingin singgah jadi sedikit kecewa karena susana kurang mendukung, remang-remang di taman dan dibagian yang lain nampak di terangi lampu.



Sabtu malam minggu ini taman menteng kembali hidup dengan keramaian pengunjung menghampiri taman ini tapi di depan rumah kaca yang seperti biasa kami menggelar baca-baca di taman sengaja atau tidak memang lampunya di matikan. Dan setelah beberapa jam dan akhirnya jam 22:10 wib lampu dinyalahkan dan yang di nyalahkan lampu tembak rumah kaca. Lampu menyala  acara baca-baca pun sudah berakhir beberapa jam sebelumnya  dengan masalah penerangan. Akhirnya kami hanya bicara santai, sedikit silauan dengan lampu tembak yang menggangu penglihatan kalau terkena sinarnya terlalu lama. Karena dengan kegelapan yang tidak mampu mengusir kami beranjak dari depan rumah kaca mungkin dengan terpaan sinar yang menyilaukan bisa membuat kami pergi menjauh dari taman  ini.


Ruang terbuka yang hanya di buka namun tertutup dengan kegiatan yang agak menyimpang dengan kegiatan mengajak membaca dan berkumpul di ruang terbuka sambil menatap langit malam bagaikan oase di tengah kemarau yang belum berakhir di September ini di tengan kegundahan ekonomi yang berdampak pada ekonomi rakyat bawah . Tetapi belum menyentuh kelas menengah yang kemarin memadati konser di Senayan 40 ribu orang memadatinya dengan harga tiket yang tak menjagkau sebagian rakyat.


Kolektif media KBBT­­__ ruangmenataplangit